Tanah Bergerak Ancam Rumah Warga

Rabu 19-12-2018,09:15 WIB

GERAK : Gerakan tanah terjadi di Desa Panulisan Timur Kecamatan Dayeuhluhur dan mengancam dua rumah warga. istimewa DAYEUHLUHUR - Bencana alam terus mengancam warga Kabupaten Cilacap, terutama di bagian barat. Akhir pekan kemarin, pergerakan tanah melanda Desa Panulisan Timur dan merusak dua rumah warga. Kedua rumah itu masing-masing milik Sukardi dan Kusnadi. Keduanya merupakan warga Dusun Cirungkun RT 03 RW 13. Kedua rumah ini berada di dalam areal pergerakan tanah. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara mengatakan, retakan ini pertama kali diketahui pada Minggu (16/12). Retakan muncul pasca hujan deras mengguyur wilayah desa itu selama beberapa hari. "Kejadian hari minggu karena hujan deras," ujarnya melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, Selasa (18/12). Menurut dia, petugas sudah melakukan pendataan terhadap kejadian ini. Panjang retakan mencapai 60 meter. Lebarnya tanah 10 - 20 sentimeter. Sementara penurunan tanah pada di mahkota 10 - 20 cm. Sedangkan luas area retakan kurang lebih dua hektar dan berada di perkebunan dan perkampungan warga. "Lokasi retakan juga berada di daerah bukit dengan kemiringan lereng tanah antara tiga puluh sampai empat puluh derajat," kata dia. Untuk sementara, keluarga Kusnadi dan Sukardi masih menempati rumah mereka. Ketika hujan deras keluarga ini dipastikan mengungsi ke tempat yang lebih aman guna menghindari korban. "Jika hujan deras mereka mengungsi," ungkapnya. Pasca kejadian, pihaknya bersama warga sudah memasang alat pengukur pergerakan tanah dengan menggunakan tali. Jika tali tersebut bertambah kencang, maka dipastikan ada pergerakan susulan. Selain itu, warga juga diminta mengeringkan kolam yang berada di areal rekahan. Sementara rekahan di jalan dan pekarangan, langsung ditutup menggunakan tanah. "Sudah ada langkah yang diambil oleh warga untuk mengantisipasi gerakan susulan," jelasnya. Dia memperkirakan, gerakan tanah ini akan kembali terjadi dan bisa lebih merusak terutama ketika hujan kembali turun. Ancaman ini sangat mungkin terjadi karena sudah memasuki puncak musim penghujan. "Masih sangat mungkin bergerak lagi," tandasnya. (har/din)

Tags :
Kategori :

Terkait