Jumlah EWS Tanah Longsor Eks Distrik Majenang Minim

Jumat 23-03-2018,14:00 WIB

MAJENANG - Peralatan sistem peringatan dini atau Early Warning System (ESW) untuk tanah longsor, dinilai masih sangat kurang. Hal ini tidak sebanding dengan tingginya kerawanan, terutama di wilayah eks distrik Majenang. Hal ini diakui oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara. Dia menyebut 5 kecamatan di sana rawan longsor. "Kita masih kekurangan EWS longsor," katanya melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono. MINIM EWS : Jumlah EWS sangat sedikit dibandingkan tingginya ancaman longsor di wilayah barat Kabupaten Cilacap.istimewa Saat ini, alat tersebut sudah terpasang di beberapa desa. Namun beberapa diantaranya tidak diketahui secara pasti apakah masih berfungsi baik atau tidak. Ini mengingat alat tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi. "Dari yang sudah terpasang, kini tinggal empat yang masih berfungsi. EWS ini bantuan dari pusat," kata dia. Dia menejlaskan, ke empat alat ini berada di Kecamatan Dayeuhluhur dan Wanareja. Alat tersebut baru-baru ini diperbaiki oleh tim dari Yogyakarta. "Kemarin baru diperbaiki," jelasnya. Dia menambahkan, EWS yang masih berfungsi itu terkoneksi dengan komputer di kantor UPT BPBD Majenang. Dengan demikian, petugas bisa memantau pergerakan tanah di tiap lokasi. Beberapa waktu lalu, sejumlah EWS yang ada di sana bahkan dibongkar. Salah satunya ada di Dusun Cijeunjing Desa Cibeunying. Langkah ini diambil karena alat rusak. "Di Cijeunjing sudah dibongkar," tandasnya. (har/din)

Tags :
Kategori :

Terkait