Drum Majenang Laris di Amerika

Senin 14-08-2017,05:25 WIB

MAJENANG - Produk lokal unggulan dari Kecamatan Majenang, kini sudah mampu menembus pasar di luar negeri. Produk rumah tangga itu berupa drum set berbahan kalu utuh yang dibubut dan tinggal menyisakan lingkaran berlubang di bagian tengah. Drum jenis ini sering disebut solid shell wood dan menjadi pembeda dari drum produk pabrikasi di yang sudah beredar luas dipasaran. "Drum ini sudah beredar di tujuh negara. Kanada, Amerika Serikat (AS), Jerman, Italy dan Spanyol. Kalau Asia pembelinya dari Singapura dan Hongkong," ujar Yasin dan anaknya, Bahtiar Zulham, drum builder asal Desa Padangjaya Kecamatan Majenang, Sabtu (12/8) lalu. Dari seluruh negara itu, pangsa terbesar adalah AS. Ini berkat pertemanannya dengan salah satu builder drum kenamaan di negeri Paman Sam itu. Builder tersebut menurut pengakuan Bahtiar, bahkan kerap memberikan rekomendasi bagi calon pembeli yang masih merasa ragu. "Paling banyak pembeli dari AS. Hampir semua negara bagian ada yang punya drum produk kami," kata Bahtiar. Bahkan, mereka pernah berkolaborasi dengan builder dari Itali untuk memproduksi bersama. Dia dan ayahnya membuat bahan setengah jadi. Sementara bulder di negeri Pissa itu melakukan finishing dan menjual ke berbagai pembeli dengan label Steel Drum dengan tetap mencantumkan merk Y&T Drum. "Mereka tetap pakai nama Y&T Drum Indonesia karena. Kita dikontrak satu tahun dan produknya dilabeli limited edition. Tiap tipe beda ukuran. Tapi semua pakai (kayu) mahoni," ujarnya. Dia menambahkan, drum utuh dari kayu ini dia buat dengan bantuan bapaknya, Yasin sejak 2 tahun terakhir ini. Perpaduan bapak dan anak itu kemudian dijadikan merk dagang produk mereka yakni Y&T Drums. Mereka biasanya menggunakan kayu mahoni atau yang sering disebut Mahogany, sono keling (rosewood). Namun mereka juga pernah membuat drum ini dari kayu mangga atas pesanan salah satu pembeli dari Jerman. Yasin menambahkan, pemilihan kayu mahoni karena perhitungan bisnis. Untuk satu set solid drum ini, dia mematok minimal Rp 50 juta. Sementara dengan kayu sono dipastikan lebih mahal lagi. Namun harga ini belum termasuk pedal untuk bass drum dan simbal sebagai pelengkap. "Kalau pakai sono keling, harganya jauh lebih mahal," kata Yasin. Saat ini, pasangan anak dan bapak tersebut sudah diminta untuk membuat 2 set drum lengkap oleh Rini Asmara yang rencananya akan melakukan aksi pemecahan rekor MURI. Keduanya kini sedang berusaha mempersiapkan drum pesanan itu agar bisa dimainkan pada saatnya nanti. Termasuk dengan mencari sponsor untuk membiayai pembuatan drum tersebut. "Drum ini untuk pemecahan rekor MURI dan kita sedang menggali sponsor," tandasnya. (har)

Tags :
Kategori :

Terkait