CILACAP-Pembenahan rambu lalu lintas di seluruh Wilayah bakal tak maksimal di tahun 2017 ini. Pasalnya, Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap hanya mendapat anggaran sebesar Rp 75 juta. Padahal, Dishub mengajukan rencana anggaran Rp 1 M untuk seluruh kebutuhan lalulintas yang meliputi, marka jalan, lampu penerangan, rambu-rambu, serta trafic light.
TAK MAKSIMAL: Penataan rambu lalu lintas bakal tak maksimal karena anggaran terbatas.
"Anggaran yang telah ada tidak bisa memenuhi semua kebutuhan di lapangan, sehingga pemasangan rambu-rambu baru. Serta perawatan sementara baru dilaksanakan pada kawasan tertib lalulintas saja," kata Kabid Lalulintas Dinas Perhubungan, Deddy Sudiro Salyan.
Sebenarnya, kata dia, Dinas Perhubungan membutuhkan anggaran besar untuk membenahi pemasangan rambu serta perawatan rambu-rambu lalulintas. Harapannya, untuk menjadikan Kota Cilacap lebih tertib yang didukung dengan kemajuan teknologi rambu lalulintas.
Padahal, kata dia, di kabupaten tetangga, marka jalan dianggar Rp 400 juta. Sementara di Cilacap hanya 75 juta. Untuk rambu di sana dianggar 800 juta. Sedangkan di Cilacap hanya dianggar 50 juta.
"Artinya di tahun ini, bidang lalulintas hanya dianggar Rp 125 juta," ungkapnya.
Anggaran Rp 75 juta akhirnya baru diperuntukkan untuk marka jalan di kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan karena jalan tersebut adalah Jalan tertib lalu lintas. Sementara dalam bentuk marka garis tengah dan zebra cross baru dilakukan di Jalan Katamso.
"Sehingga jalan yang lain belum tersentuh pelaksanaan tahun 2017 ini," katanya.
Dia anggaran Rp 75 juta juga diperuntukkan untuk pemasangan rambu-rambu. Setidaknya, saat ini sudah ada 5 titik yaitu di Jalan Perintis Kemerdekaan, Ahmad Yani, Tritih wetan, Martha singa dan Nusawungu,
"Kemerdekaan ada 14 rambu-rambu yang sudah terpasang. Marthasinga 16, Kroya Nusawungu 10, Ahmad Yani 10, dan Katamso 10," ungkapnya.
Selain minim dianggaran, kendala lain yang dihadapi adalah biasa masa perawatan biaya yang tinggi.
"Anggaran Rp 50 juta masih sangat jauh untuk operasional, seperti halnya jika ada lampu Trafic Light yang mati, dengan harga satunya adalah satu juta rupiah, padahal hingga kini sudah ada beberapa titik Trafic yang perlu diperbaiki," ungkapnya.
Dicontohkannya di Jalan Sudirman yang ke arah Bandengan. Lampu hijau sudah lama mati, tapi memang terkendala anggaran sehingga diperbaiki seadanya. Terkait rencana pemasangan CCTV dan fasilitas lain kemungkinan tidak ada.
"Karena anggaran tahun ini sudah diketok dengan jumlah anggaran segitu. CCTV memang rencana, tapi ada di perubahan anggaran tahun ini," ujarnya. (fiz/ttg)