ANTRE: Konsumen pertalite antre untuk mengisi BBM sepeda motor mereka. (AMARULLAH/RADARMAS)
Dikeluhkan Masyarakat Hampir Dua Pekan
PURBALINGGA- Puluhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ada di Kabupaten Purbalingga. Namun beberapa pekan terakhir, stok bahan bakar jenis Pertalite sering habis. Padahal masih siang. Konsumen mempertanyakan kondisi ini, karena mereka masih membutuhkan pertalite untuk sepeda motor maupun mobil.
Gunawan, salah satu pengguna motor mengatakan, sempat mendengar kabar jika distribusi pertalite masih aman, namun dibatasi saat penjualannya. Pria yang bekerja sebagai pegawai swasta di Purwokerto ini, saat pulang ke Purbalingga selalu mengisi BBM di SPBU.
“Saya sempat saat pulang di salah satu SPBU wilayah Kecamatan Kalimanah belum terlalu sore, stok pertalite sudah habis. Apa karena harga Pertamax naik, sehingga konsumen pertamax beralih ke Pertalite, saya tidak tahu. Sudah lebih dari dua minggu kondisi ini,” katanya, Minggu (5/6).
Selisih harga dengan Pertamax Ron 92 dengan Pertalite sangat terasa. Apalagi bagi dirinya yang kerja di lapangan. Saat ini harga per liter Pertalite Rp 7.650, sedangkan Pertamax Ron 92 mencapai Rp 12.500- Rp 13.000 perliter.
“Mohon pemkab melalui dinas terkait mengecek kondisi ini. Yaitu mencari kepastian pembatasan pertalite atau biasa normal,” imbuhnya.
Ketua DPC Organda Kabupaten Purbalingga Karyono mengungkapkan, secara pribadi sempat mendapatkan SPBU yang mengatakan stok pertalite habis. Namun secara umum dari awak angkutan umum, belum ada keluhan.
“Biasanya angkutan umum jenis angkot, bus mikro, sudah terjadwal mengisi BBM jenis pertalite. Misalnya pagi hari saja dan di SPBU satu itu saja. Namun keluhan besar belum ada,” katanya, kemarin.
Meski begitu, pihaknya tetap berharap tidak ada pembatasan BBM jenis pertalite. Karena dampaknya cukup luas. Baik ke pelanggan maupun ke jenis usaha lain. Misalnya usaha perdagangan, dan usaha ekonomi lainnya.
https://radarbanyumas.co.id/konsumsi-bbm-naik-70-persen-di-banjarnegara-dan-wonosobo/
“Soal saat ini pembatasan pertalite atau tidak, saya belum menerima informasi resmi. Meskipun ada pola pemasaran pertalite, itu urusan internal dari produsen,” imbuhnya. (amr)