Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM - Bupati Purbalingga
Purbalingga - Testing Covid-19 di Kabupaten Purbalingga disebut masih rendah. Hal itu, menyebabkan Kabupaten Purbalingga status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)-nya turun ke level 3.
Hal itu, terungkap ketika Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengumpulkan para kepala Puskesmas se Purbalingga di Ruang Rapat Bupati, Senin (21/2). Pertemuan ini ditujukan untuk menyamakan persepsi dalam penanganan Covid-19 dan penurunan status level PPKM.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengungkapkan, terkait rendahnya testing perlu dilakukan peningkatan. Sasaran testing salah satunya menyasar pada warga yang tidak menggunakan masker.
“Masing-masing Satgas Covid-19 tingkat kecamatan diwajibkan melakukan operasi yustisi. Bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker bisa dilakukan test antigen di tempat,” katanya.
Disamping itu dalam hal testing Bupati juga meminta ada evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM), yaitu dilakukan testing antigen secara random sampling terhadap pelajar.
Kombinasi test antigen bagi para pelanggar prokes dan sampling pelajar peserta PTM diharapkan dapat mengejar ketertinggalan target jumlah testing. Sekaligus menurunkan positivity rate.
Terkait dengan tracing, Bupati meminta Dinkes bisa menyajikan data yang lebih lengkap. Terutama data riwayat mereka yang terkonfirmasi, sehingga akan ditemukan mereka berasal dari klaster mana. Dia menyebutkan, dengan dengan ditemukan klasternya maka akan lebih mempermudah dalam hal tracing.
“Termasuk akan lebih mudah dalam hal pengambilan kebijakan. Sehingga kebijakan yang kita ambil tentu based on data,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Purbalingga dr Jusi Febrianto menjelaskan, dindikator penyebab utama Kabupaten Purbalingga saat ini berada pada status PPKM level 3 yakni angka testing yang masih rendah.
"Pada transisi komunitas, Purbalingga berada pada tingkat 2, demikian juga vaksinasi dalam taraf memadai. Akan tetapi kapasitas respon yakni testing dan tracing masih dalam taraf terbatas," jelasnya.
Diungkapkan, positivity rate Purbalingga saat ini 25,77 persen per minggu. Hal itu, menurut Jusi akan semakin rendah jika testing yang dilakukan banyak.
"Kabupaten Cilacap bisa level 2 lebih bagus dari kita, karena testingnya bagus (positivity rate 12 persen per minggu) padahal jumlah kasusnya 46,07 perseb per 100 ribu penduduk per minggu. Jauh lebih besar daripada Purbalingga yang baru 33,42 persen per 100 ribu penduduk per minggu,” ungkapnya.
https://radarbanyumas.co.id/masyarakat-lebih-pilih-isoman-tempat-isoter-di-eks-gedung-smpn-3-purbalingga-masih-kosong/
Dia menambahkan, sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri, Kabupaten Purbalingga memiliki target testing sebanyak 9.513 orang dalam seminggu. Namun saat ini baru testing sebanyak 1.234 orang dalam seminggu terakhir.
Disamping masalah testing, dr Jusi juga mengungkap adanya tracing yang masih rendah yaitu baru 4,11 rasio kontak erat per kasus.
"Lebih detail, kontak erat dari kasus konfirmasi Kabupaten Purbalingga baru mencapai angka 5,29 (7 DMA) dan persentase kasus yang dilacak baru 16,67 persen," ujarnya.(tya)