EROSI: Aliran Sungai Serayu yang kerap rusak karena erosi saat penghujan.
PURBALINGGA - Beberapa aliran sungai yang masuk wilayah Kabupaten Purbalingga, saat musim penghujan berpotensi erosi di sepanjang aliran di sejumlah desa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga menilai, debit air di aliran Sungai Klawing dan Sungai Serayu belum naik.
Meski belum mengalami kenaikan, dilakukan antisipasi dengan melihat potensi kerusakan yang terjadi di aliran sungai besar. BPBD tetap melakukan pemantauan.
Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga Muchammad Umar Faozi MKes melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Muhsoni menjelaskan, pihaknya belum menerima adanya laporan banjir karena luapan Sungai Klawing dan Sungai Serayu yang melintas wilayah Purbalingga.
https://radarbanyumas.co.id/warga-kedunggede-dibekali-tanggap-bencana-dan-kebakaran/
“Kami tetap memantau kondisi aliran sungai. Namun pantauan manual saja, tidak menggunakan alat. Hanya dipermukaan saja, belum detail. Kami menggunakan perahu karet,” ungkapnya.
Muhsoni mengimbau kepada masyarakat yang menempati pemukiman dekat dengan aliran sungai, tidak mengabaikan musim penghujan. Meski di lokasi mereka tidak hujan, namun dihulu sungai hujan, maka potensi banjir tetap ada.
“Kami mencatat, sebanyak 36 desa di 11 kecamatan rawan bencana banjir. Namun dari prakiraan seperti BMKG, potensi banjir di penghujan Oktober ini belum signifikan,” tambahnya.
Kabid Sumber Daya Air DPU PR Kabupaten Purbalingga Hadiono menjelaskan, sempat terlihat beberapa jalur aliran sungai masih belum semua tertangani karena erosi. Arus sungai tidak menentu. Kadang yang berkelok dan menghantam sisi kanan dan kiri merusak lahan di sisinya.
“Kami hanya mengimbau kepada masyarakat dan petani, untuk nengadakan pemeliharaan dan perbaikan saluran irigasi. Selain itu juga melakukan penanaman pohon keras di bantaran sungai. Karena sekarang banyak yang hilang dan lahan sudah beralih fungsi,” tuturnya. (amr)