PURBALINGGA - Munculnya rencana kegiatan belajar mengajar di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli mendatang, dinilai Dindikbud Purbalingga, baru prediksi. Penentuan Juli karena dimungkinkan semua sudah divaksin dan pandemi Covid-19 landai.
“Baru wacana, tergantung kebijakan pemerintah pusat. Kalau kebetulan sudah tervaksin semua dan kondisi pandemi semakin landai, maka sangat mungkin Juli PTM,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Setiyadi, Kamis (4/3).
https://radarbanyumas.co.id/sampai-maret-ini-ptm-di-cilacap-masih-ditunda-dialihkan-dengan-interaksi-lainnya/
Menurutnya, Kabupaten Purbalingga kapanpun jika diizinkan PTM, sudah siap. Karena hampir semua sekolah sudah pernah simulasi dan menyiapkan saat PTM harus dilaksanakan. Mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, dan pembagian waktu bersekolah dalam sehari serta adanya kesiapan ketika ada anak sakit harus ditangani segera.
“Pertengahan tahun 2020 lalu, sempat ada rencana sampai akhir tahun diilaksanakan PTM. Jadi kami sudah membuat surat edaran dan petunjuk teknis PTM di masa pandemi. Namun ternyata kembali ditunda. Jadi prinsipnya, kapanpun di laksanakan PTM, kami tetap siap,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan, ketika kapanpun diminta PTM, maka pembelajaran akan diatur kemudian secara bertahap, seperti melalui sistem daring (online) dan diluar jaringan (luring) atau offline. Kabid Pembinaan SD Dindikbud Kabupaten Purbalingga, Agustinus Indradi menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum menerima arahan untuk mengaktifkan kembali kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka di jenjang SD. Siswa masih tetap melanjutkan belajar dirumah.
“Sebenarnya persiapan di setiap sekolah sudah sangat matang jika suatu saat pembelajaran tatap muka digelar. Namun semua kembali kepada pimpinan wilayah, seperti camat maupun tim gugus sekolah itu berada. Jika mereka mengizinkanpun, tapi orangtua siswa menolak, maka belum bisa dilaksanakan,” jelasnya.
Kondisi saat ini belum memungkinkan siswa menikmati PTM seperti biasa. Karenanya, sekolah tetap memfasilitasi baik dengan jaringan internet, tugas online dan meminimalkan pertemuan dengan siswa maupun orang tua mereka.
Ketika Kabupaten Purbalingga sudah ada indikasi diizinkan PTM, maka untuk zona hijau, peserta didik bisa memulai pembelajaran tatap muka dengan sistim bertahap. Tidak sekaligus semuanya berangkat sekolah satu kelas penuh. Kemudian di zona merah tetap melanjutkan belajar dirumah.
“Namun saat ada penambahan kasus/ level risiko daerah naik, satuan pendidikan wajib ditutup kembali,” ungkapnya. (amr)