800 Hektar Untuk Industri di Purbalingga, Kedungbenda dan Kedungjati Minim Peminat

Selasa 02-03-2021,12:29 WIB

BAKAL RAMAI: Jalur melalui Jembatan Linggamas (via Kedungbenda Pubalingga) yang bakal ramai saat bandara beroperasi. CAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Saat ini ada kurang lebih 800 hektare lahan yang diperuntukkan bagi industri maupun secara umum investor. Dua diantaranya sebagai area dan kawasan ada di Desa Kedungjati Bukateja dan Desa Kedungbenda, Kemangkon. Namun pemerintah menilai, dua kawasan itu masih belum optimal dilirik calon investor. Padahal luasannya ratusan hektare. “Kalau di Bukateja selain Kedungjati sudah lumayan banyak masuk investor. Namun di dua desa itu belum terlalu diminati. Padahal sudah diperbolehkan peruntukannya misalnya sebagai zona kuning. Kami terus evaluasi dan kordinasi dengan instansi lainnya dan wiilayah,” tutur Kepala Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Purbalingga, Ato Susanto AP MSi, kemarin. https://radarbanyumas.co.id/menanti-lahan-industri-di-banyumas-ini-sebaran-2-500-ha-untuk-kawasan-industri/ https://radarbanyumas.co.id/tiga-kota-besar-ini-tiga-rute-bandara-jbs-purbalingga-yang-bakal-dilayani-pulang-pergi/ Ia menjelaskan, sektor jasa akan diprioritaskan setelah manufaktur untuk melihat multiplier efek dari adanya bandara. Di dua desa itu seharusnya juga sangat terkait dengan nantinya operasional bandara JBS. Karena jalan atau jalur dilalui kendaraan ke Bandara JBS. Karenanya, pihaknya segera menyusun rencana strategis tahun 2021 agar target lebih terarah. Misalnya selain dua sektor tersebut, tetap ada pariwisata, properti dan lainnya. Semua harus ada perencanaan dan proyeksi yang harus diupayakan secara optimal. “Calon investor juga harus melirik dua area tersebut, karena jalan sudah lebar, lahan ada dan akses lalulintas mudah. Ditambah kelistrikan bisa diakomodir,” tambahnya. Tahun 2021 ini, perkembangan sektor industri masih mendominasi dan tahun depanpun tidak jauh beda. Apalagi di Purbalingga infrastruktur jalan, jembatan, jaringan listrik, telekomunikasi sudah semakin merata. “Ditambah sudah terbitnya perda revisi RTRW yang baru dan memungkinkan untuk para calon investor menanamkan modalnya lebih masif ke seluruh wilayah di Kabupaten Purbalingga,” tuturnya. Data dari DPMPTSP Purbalingga, tahun 2020 lalu, target investasi di Kabupaten Purbalingga di angka Rp 670 miliar dan tercapai melebihi target. Lalu, target tahun sebelumnya (2019) dari target Rp 570 miliar dapat tercapai, bahkan diatas target yakni sebesar Rp 679 miliar. Lebih lanjut dikatakan, untuk target dari tingkat kabupaten maupun pusat tidak berubah. Karena sudah tertuang dalam RPJM. (amr)

Tags :
Kategori :

Terkait