MANGKAL : Taksi konvensional mangkal di wilayah kota. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA - Keberadaan transportasi online, membuat pendapatan taksi konvensinal terpengaruh. Pendapatan para sopir taksi konvensional bisa turun.
Dengan kondisi tersebut, Ketua DPC Organda Purbalingga Karyono mengatakan, pihaknya tidak bisa melarang para sopir taksi yang menyambi mengambil penumpang secara online. Namun jika memungkinkan, sebaiknya para sopir taksi konvensional bergabung membentuk aplikasi sendiri. Meski harus mengeluarkkan biaya lagi.
“Kami tidak berhak melarang para pengemudi taksi konvensional agar tidak main order online. Tidak ada aturannya,” tegasnya, Minggu (7/4).
Karyono mengakui, ada perbedaan pendapatan yang cukup besar bagi taksi konvensional. Namun pihaknya meminta pengelola taksi konvensional tidak patah semangat. “Tetap kerja dan tingkatkan pelayanan. Bila perlu, jika ada penambahan unit atau armada maka akan dinamakan taksi bersama.
Yaitu bisa taksi online maupun konvensional,” tambahnya.
Sementara itu, Pengusaha Taksi Kopajar Purbalingga M Wachyono mengakui banyak sopir taksi konvensional yang juga melayani online. Namun hal itu dilakukan bila tidak sedang melayani penumpang.
Dikatakan, armadanya tetap menggunakan taksi konvensional. Namun biasanya pelanggan yang sudah terbiasa taksi konvensional, akan tetap memilih taksi konvensional.
Dia mengakui ada penurunan pendapatan yang dialami sopir taksi konvensional. Meski setoran harian tidak terlalu anjlok, namun karena banyaknya pelayanan online maka pihaknya tidak bisa melarang sopir mencari tambahan.
“Pangsa pasar sebenarnya masih terbuka. Prospek taksi konvensional tidak akan kalah. Jika melihat penumpang, salah satunya di stasiun kereta api Purwokerto. Setiap hari ada 4.000 penumpang, salah satunya sebagai penumpang langganan taksi ke Purbalingga,” paparnya. (amr/sus)¬