MENGGUNUNG : Sampah di TPS sekitar GOR Goentoer Darjono semakin menggunung. (HANIF PANDU SETIAWAN/RADARMAS)
- Sampah Mulai Menggunung di TPS
- Dinas Belum Punya Solusi
PURBALINGGA - Imbas penutupan sementara Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Bedagas di Kecamatan Pengadegan, membuat sampah di sejumlah tempat pembuangan sementara (TPS) di wilayah perkotaan mulai menggunung.
Berdasarkan pantauan Radarmas, sampah terlihat sudah meluber hingga ke bagian depan TPS di kompleks Stadion Goentoer Darjono pada Selasa (12/3). Begitu juga di TPS yang terletak di sebelah utara Pasar Mandiri. Sampah sudah banyak yang menumpuk di luar kontainer sampah.
Di sejumlah tong sampah yang berada di sejumlah ruas jalan, tumpukan sampah juga terlihat. Salah satunya di sebelah timur Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Purbalingga di Kelurahan Wirasana.
Hal itu membuat warga terganggu. Seperti yang diungkapkan Ali, warga Kecamatan Purbalingga yang ditemui di kompleks Pasar Mandiri. "Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya berharap petugas sampah dari DLH bisa mengangkut sampah, karena sudah menimbulkan bau busuk dan sangat mengganggu," keluhnya.
Ardian, warga yang ditemui di Kompleks Stadion Goentoer Darjono juga mengeluhkan hal serupa. "Jangan dibiarkan saja. Karena bisa menimbulkan penyakit jika dibiarkan menggunung di TPS," katanya.
Kasi Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga Catur Kurniawan mengatakan, untuk sementara pihaknya belum memiliki solusi untuk mengangkut tumpukan sampah di sejumlah TPS.
"Sementara kami biarkan ditumpuk di TPS. Kami tidak bisa memasukkan sampah ke TPA (Begadas), karena sedang pembenahan jalan masuk ke TPA," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk pembenahan jalan masuk ke TPA diperkirakan baru bisa selesai dua hingga tiga hari ke depan. "Setelah selesai, sampah baru bisa kami angkut ke TPA," imbuhnya.
Dia juga menjelaskan, pihaknya juga tengah mencari lahan untuk menampung sampah sementara. Sebab, tahun ini TPA Bedagas dipastikan akan mulai dibangun. Sehingga tidak mungkin dimasuki sampah.
"Sampah yang ada saat ini juga harus dibersihkan, agar tak mengganggu pembangunan. Jadi, tempat penampungan sampah sementara sangat penting. Kami berharap ada lahan yang siap untuk menjadi tempat penampungan sementara," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PSLB3 dan PKLH) DLH Sukirto Hadi mengatakan, DLH tengah mencari solusi melalui pembangunan tempat penitipan sampah sementara yang bakal dibangun di beberapa titik.
“Solusinya dengan tempat penitipan baru. Yang menjadi kendala kadang tempat boleh, masyarakat tidak boleh. Jadi banyak faktor. Saat ini kita sedang melobi di beberapa lokasi. Sebab TPA tidak bisa dibangun di langit,” ujar dia.
Kirto mengatakan, akan mencari lokasi yang masih tergolong milik pemda. Yang memungkinkan difungsikan sebagai tempat penitipan sementra dan memilliki akses agar truk dapat masuk. "Sekitar 1-2 hari diharapkan sudah ada solusi. Insha Allah tidak sampai satu minggu. Jadi distribusi sampah tidak ke Bedagas dulu,” katanya.
Kirto mengakui, jika dibiarkan dalam waktu lama, bukan tidak mungkin Purbalingga bisa mengalami darurat sampah.
“Tiga hari saja sudah segini banyaknya. Oleh karena itu kesadaran masyarakat sangat penting untuk mengatasi persoalan ini. Mereka dapat membangun bank-bank sampah, untuk nantinya dilakukan pengolahan agar sampah dapat memiliki nilai ekonomis, tidak hanya berakhir menjadi sampah,” ujarnya. (tya/nif/sus)