TELITI : Warga Dusun Blumbang memeriksa ban bekas yang kemungkinan bisa jadi sarang nyamuk. Kegiatan PSN gencar d diadakan Dinas Kesehatan karena kasus DBD di Purbalingga cukup tinggi. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA - Tingginya kasus demam berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Purbalingga, membuat Pemkab Purbalingga melakukan berbagai cara agar jumlah kasus tidak meningkat drastis. Hingga akhir bulan lalu, ada 78 kasus dan seorang meninggal.
Koordinator Tim Inspeksi DBD Dinkes Kabupaten Purbalingga Sugeng Setiyono mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan berupa fogging dan pemberantasan sarang nyamuk (PNS) secara kontinu.
"Januari lalu, sudah 24 kali fogging. Antara lain di Desa Bojanegara, Desa Karamgjambe, kompleks Batalyon 406 Bojong, Purbalingga Kidul, Tamansari, Karanganyar, Kutasari dan Patemon," jelasnya.
Namun menurutnya, fogging tidak efektif untuk mencegah menyebarnya DBD. Sebab, hanya membunuh nyamuk dewasa. Sehingga PSN harus digencarkan untuk mencegah terjangkitnya DBD.
"Masyarakat diimbau untuk melakukan PSN minimal seminggu sekali, dan mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik nyamuk)," katanya.
Sementara itu, pekan lalu ibu-ibu di Dusun Blumbang, Kelurahan Purbalingga Lor, Kecamatan Purbalingga, melakukan pemantauan jentik nyamuk di rumah-rumah. Mereka juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan mengubur kaleng bekas, yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
"Sudah ada satu warga yang dirawat di rumah sakit karena DBD. Kami melakukan PSN sebagai pencegahan terjadinya DBD. Tadi ada banyak jentik nyamuk yang ditemukan di ban bekas, tempat minum burung dan kaleng bekas," kata salah satu tokoh perempuan, Denit Sang Ademulat. (tya/sus)