Januari, 100 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Siap Diproduksi

Rabu 22-07-2020,11:28 WIB

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir memberikan keterangan terkait kesiapan Bio Farma memproduksi vaksin covid-19. JAKARTA - Sebanyak 2.400 vaksin COVID-19 dari Sinovac, China telah sampai di Indonesia pada Minggu (19/7). Vaksin tersebut akan digunakan untuk uji klinis tahap tiga Agustus 2020 mendatang. Recana uji klinis akan dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Bio Farma telah siap uji klinis tahap tiga vaksin COVID-19. Bahkan sebanyak 2.400 vaksin COVID-19 dari Sinovac, China telah tiba dan akan diuji klinis pada Agustus ini. Pihaknya pun siap memproduksi vaksin COVID-19 hingga 100 juta dosis per tahun pada Januari mendatang. "Kami dari Bio Farma mendapat tugas untuk memastikan kapasitas produksi vaksin ini bisa dikelola dengan baik, sampai saat ini kami sudah menyiapkan 100 juta dosis per tahun," katanya usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/7). Di Indonesia, Bio Farma rencananya akan memproduksi dan mendistribusikan vaksin tersebut bila uji klinis berhasil. "Kita akan expand menuju 250 juta dosis per tahun tapi untuk tahap pertama sesuai target penyelesaian uji klinis Januari 2021, pada saat selesai uji klinis dan izin edarnya keluar, kami sudah menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun," ujarnya. Dijelaskannya, vaksin dari Sinovac tersebut kini berada di Biofarma dan masih disimpan sesuai dengan ketentuan-ketentuan penyimpanan vaksin internasional. "Saatnya nanti uji klinis sudah dimulai saya akan berikan ke tim uji klinis untuk segera diberikan vaksinasi ke 1.620 orang," ungkapnya. Dikatakannya, uji klinis rencananya akan dilakukan di Bandung dan sekitarnya. Pelaksana uji klinis berasal tim peneliti dari Universitas Padjajaran. Koordinator Uji Klinis Vaksin COVID-19 Kusnandi Rusmil mengatakan, pihaknya sudah siap melaksanakan tugas. Bahkan dirinya sudah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo. "Tadi kita sudah ketemu pak presiden, beliau sangat mendukung uji klinis vaksin ini dan sangat membantu apa pun kebutuhannya sehingga kami sangat optimis. Kami rencanakan uji klinis ini selesai bulan Januari," katanya. Dosen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ini menyebutkan sebanyak 1.620 orang relawan akan mengikuti uji klinis tahap ketiga. "Selanjutnya akan dilakukan tindakan-tindakan penyuntikan yang akan dilakukan oleh departemen kesehatan. Saya harus melakukan pengujian vaksin betul-betul efektif dan aman dan dalam perhitungan statistik saya akan mengumpulkan kurang lebih 1.620 orang," katanya. Diungkapkannya, 1.620 orang relawan yang akan mengikuti uji klinis berusia antara 18-59 tahun dan harus sehat. "Orang itu pasti diperiksa dulu dengan teliti, diperiksa darahnya, diperiksa jantungnya, diperiksa paru-parunya, kalau sudah sehat baru bisa ikut penelitian ini. Harapan saya semuanya baik dan penelitian ini akan selesai pada bulan Januari," ungkapnya. Mereka yang berminat untuk ikut akan direkrut secara sukarela. "Siapa saja yang mau bisa. Kami punya kantong-kantong penelitian, akan kami beri brosur siapa yang ingin ikut penelitian kami silakan mendaftar, itu sukarela," tambah Kusnandi. Diterangkannya, uji klinis tahap tiga ini juga dikerjakan bersama-sama dengan negara lain seperti India, Bangladesh, negara-negara Afrika dan Amerika Latin. "Uji klinis I dan II dilakukan di China dengan hasil yang baik, sekarang uji klinis ketiga dilakukan di beberapa negara dengan harapan hasilnya baik sehingga vaksin ini bisa dipergunakan," ungkap Kusnandi. Kusnandi mengakui Presiden Jokowi meminta uji klinis dapat dipercepat menjadi hanya 3 bulan saja tapi ditolaknya. "Presiden mengatakan diusahakan vaksin ini cepat ada kalau bisa 3 bulan. Saya sampaikan tidak bisa 3 bulan karena kita harus melakukan dengan hati-hati dan dengan benar karena untuk uji klinis medis ada tata cara yang sudah diatur WHO, tidak boleh dipercepat karena nanti akhirnya tidak baik, malah vaksin ini tidak terpantau efek sampingnya dan manfaatnya," tambah Kusnandi. Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuty Lukito menegaskan pihaknya menjamin validitas protokol uji klinis vaksin COVID-19. "Tentu saja Badan POM menjamin protokol dari uji klinis ini valid. Kami akan dampingi proses uji klinis ini sehingga nanti ada percepatan dalam pemberian izinnya, izin edarnya," ujarnya. Dikatakannya, uji klinis vaksin COVID-19 sudah masuk tahap ketiga. Artinya, tahap yang paling penting dan sudah tahap lanjut. "Artinya kita sudah hampir sampai pada menemukan dan memproduksi vaksin tersebut," kata Penny. Sebelumnya tahap satu dan kedua yang merupakan tahap preklinis sudah dilalui. Penny mengatakan, pihaknya secara paralel juga akan mendampingi proses produksi oleh Bio Farma, berkaitan dengan fasilitas sehingga pada saat uji klinis selesai, BPOM akan memberikan izin edar. Sedangkan Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir mengingatkan yang terpenting dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona adalah disiplin mematuhi protokol kesehatan. "Kita ketahui bahwa vaksin baru bisa beredar awal tahun depan, jadi dari sekarang sampai awal tahun depan penting sekali disiplin yang ada di masyarakat," katanya. Menteri BUMN itu meminta masyarakat tetap perlu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menerapkan tata laksana lainnya dalam protokol kesehatan. Salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan COVID-19 adalah kepatuhan masyarakat dalam menaati protokol kesehatan. "Jangan juga masyarakat berasumsi ketika ada suasana yang sekarang positif, apakah itu vaksin, apakah itu penyembuhan meningkat, sudah waktunya kita hidup seperti normal yang dulu, bukan itu," ujarnya. Dikatakannya, BUMN farmasi, Bio Farma akan melakukan uji klinis dan produksi vaksin tersebut. Selain itu, Bio Farma juga akan memproduksi obat untuk terapi kesembuhan pasien COVID-19. "Vaksin ini kita pastikan akan ada tapi saya mohon masyarakat juga berdisiplin, supaya tadi kita bisa terus mengantisipasi. Biofarma juga akan memastikan memproduksi obat untuk terapi kesembuhan," tegasnya.(gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait