PURBALINGGA - Tak seperti kondisi malam perayaan puncak tahun baru 2017, tahun baru ini pendakian Gunung Slamet melalui Bambangan, Kutabawa, tembus 2.000 orang pendaki sehari.
Kebanyakan dari luar kota, seperti Bogor, Jakarta, Semarang dan wilayah Jawa Barat. Ditambah dari wilayah Eks Karesidenan Banyumas.
PADAT : Pendaki memadati Gunung Slamet untuk menyambut malam pergantian tahun.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
Kooordinator Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan, Slamet Ardianzah mengatakan, sesuai pendaftaran hingga pertengahan hari sudah lebih dari 2.000 orang pendaki mendaftar. Berbeda tahun lalu yang tembus tak sampai 2.000 pendaki.
"Akhir tahun menjadi salah satu momen paling ramai pendakian selain Agustus. Kewaspadaan juga harus ditingkatkan karena faktor kondisi cuaca yang tidak menentu," katanya.
Pantauan Radarmas, pendaki yang melakukan kegiatan berusia merata. Yaitu ada yang belasan tahun hingga paruh baya. Mereka dalam satu rombongan paling sedikit 4 orang.
Yudha (17), pendaki asal Bogor mengaku jika rencana mendaki Gunung Slamet di Tahun Baru sudah sejak lama. Namun baru kali ini tercapai.
“Lumayan ada tantangan. Kami harus mendirikan tenda di pos V vegetasi, sebelum akhirnya sampai di puncak. Tujuan saya dan dua teman lainnya yaitu mengasah nyali dan mengabadikan semua momen yang belum tentu orang lain mampu di perayaan malam pergantian tahun,” tuturnya.
Pendaki asal Jakarta, Johan (20) mengaku membawa rombongannya untuk merayakan malam pergantian tahun sebagai pengenalan alam. Selain itu untuk mencari suasana lain dan tidak dijumpai di manapun. (amr/sus)