Harga Beras Mulai Naik
PURBALINGGA - Distribusi program beras keluarga sejahtera (rastra) bulan Juli dan Agustus, diperkirakan mulai pekan kedua bulan depan. Pada bulan Agustus, rastra dibagi dua kouta karena Juli digabung Agustus.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan menjelaskan, belum ada jadwal turun untuk distribusi. Namun pekan ini akan segera dikomunikasikan dengan Kepala Gudang Bulog Purbalingga.
Tahun ini, kuota rastra di Kabupaten Purbalingga naik. Dari 80.377 rumah tangga sasaran menjadi 88.415 kelompok penerima manfaat (KPM).
STOK AMAN : Stok rastra di Bulog bakal aman hingga September mendatang.
“Kami juga baru dapat monitoring dari Tim Monev Rastra Provinsi dan mengambil sampel Kecamatan Kejobong, dengan hasil tidak ada penyimpangan dan semua sesuai aturan. Bertahap semua membenahi untuk ketepatan sasaran dan semua poin tepat rastra,” tuturnya, Minggu (30/7).
Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Karangsentul, Edi Haryana menuturkan, sudah menyiapkan stok rastra hingga September. Kualitas beras juga standar dan lebih bagus dari sebelumnya serta layak konsumsi.
“Stok atau persediaan akhir netto di gudang Karangsentul dan Kalikabong mencapai 8,2 juta kilogram. Stok itu cukup hingga September mendatang. Bulog juga tetap menyerap dari petani dan mitra dengan optimal. Tujuannya agar segera bisa memenuhi kembali dan menambah stok yang ada,” ungkapnya.
Saat masyarakat kurang mampu akan mendapatkan rastra dobel, harga sejumlah barang kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) mulai mengalami kenaikan selama satu pekan terakhir. Salah satunya harga komoditas beras.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Johan Arifin, hal itu disebabkan karena gagal panen. "Penyerapan hasil gabah panen yang diserap tengkulak asli Purbalingga juga minim. Justru banyak diserap tengkulak dari luar daerah. Hal ini yang menyebabkan harga beras naik, meski hanya Rp 500," tuturnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan laporan perkembangan harga rata-rata Kepokmas, harga beras IR 64 premium maupun medium naik Rp 500 per kilogram. Beras IR 64 premium yang pada pekan sebelumnya dijual Rp 9 ribu per kilogram, saat ini Rp 9.500 per kilogram. Sedangkan beras IR 64 medium, naik dari Rp 8 ribu menjadi Rp 8.500 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Pasar Segamas Suyadi mengatakan, harga garam di Pasar Segamas Purbalingga jenis batangan isi 12 mencapai Rp 8.500. Padahal pada minggu lalu hanya Rp 7 ribu per kilogram. Kemudian garam yodium halus isi 40 yang sebelumnya hanya dijual 15 ribu, saat ini mencapai Rp 18 ribu per kilogram atau naik Rp 3 ribu.
"Selain mengalami kenaikan harga, terdapat beberapa kepokmas yang mengalami penurunan harga yakni seperti bawang merah lokal, bawang putih kating dan minyak goreng curah," jelasnya.
Diantaranya bawang merah turun dari Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 27 ribu per kilogram. Bawang putih kating turun dari Rp 50 ribu per kilogram menjadi Rp 42 ribu per kilogram. Kemudian minyak goreng curah turun dari Rp 11.500 per kilogram menjadi Rp 11 ribu per kilogram.
"Harga minyak goreng jenis malinda turun disebabkan produksi minyak sawit cukup melimpah. Sementara penurunan harga bawang merah maupun bawang putih kating disebabkan stok dan pasokan barang cukup melimpah di pasaran," katanya. (amr/tya/sus)