Aktivitas Rumah Kontrakan Resahkan Warga

Kamis 03-03-2016,11:33 WIB

Diduga Pengikut Aliran Sangga Buana KALIMANAH – Belum habis persoalan Gafatar di Purbalingga yang dianut oleh beberapa warga desa dan kecamatan se Kabupaten Purbalingga, kali ini warga Desa Kedungwuluh, Kecamatan Kalimanah, khususnya Dukuh Karangwinong, dibuat resah dan khawatir dengan aktifitas pendatang yang mengontrak rumah salah satu warga setempat. Sebab kegiatan pengontrak rumah yang mengaku Islam itu dinilai tidak umumnya umat Islam.  Pengontrak rumaah itu diketahui berinisial Pr asal Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang dan Nr asal Desa Randegan, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Keduanya menurut warga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Keduanya mengaku sudah menikah siri dan usaha dagang minuman susu kedelai. Miswanto Atmomiharjo, yang rumahnya paling dekat dengan kedua pendatang itu mengungkapkan, tetangga yang sekitar 4 bulan lalu kontrak itu sempat diketahui melaksanakan semacam tahlilan dan tidak pada umumnya tahlilan. Sebab ada yang disebut salah satu nama bukan nama nabi atau sahabat dan para aulia. “Saat itu malam Jumat Kliwon, ada enam orang datang ke rumah itu. Mereka melakukan semacam tahlilan. Tapi saat saya dengarkan, tidak seperti tahlilan yang biasanya kami lakukan,” ungkapnya, Rabu (2/3). Warga semakin curiga karena rumah tersebut juga tertutup, korden jendela juga ditutup. Orang-orang yang datang juga membawa tas-tas besar. “Kami khawatir lagi ramai takutnya bom. Saya lalu lapor Ketua RT,” ujarnya. Tumiarjo, Ketua RT setempat mengatakan, pendatang baru itu sudah memberikan dokumen kependudukan padanya berupa foto kopi KTP dan foto kopi surat nikah. Namun dia merasa heran, karena dalam kopian surat nikah itu tidak dikeluarkan oleh KUA, melainkan oleh organisasi Sangga Buana di Bogor, Jawa Barat. “Karena takut ada apa- apa, saya tanyakan dan ternyata mereka nikah siri di Bekasi dan belum sempat melakukan nikah resmi di KUA. Saya lalu menyarankan agar mereka menikah di KUA. Saya juga melaporkan kejadian ini ke Kadus III," ungkapnya. Akhirnya Kadus III, Jawadi bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama mendatangi keluarga rumah kontrakan itu. Mereka juga merasa heran karena waktu masuk Salat Jumat, di rumah itu justru berkumpul beberapa orang. “Kami lalu menanyakan aktivitas siang itu. Lalu dijawab sedang belajar Jumatan. Ini jelas aneh, harusnya kalau Salat Jumat kan di masjid. Mereka mengaku jika mereka umat Islam. Mereka juga mengaku ikut kelompok Sangga Buana,” jelasnya. Warga diwakili Kadus dan Ketua RT, kemudian melaporkan hal tersebut ke Kades, KUA Kalimanah dan Polsek Kalimanah. Pekan lalu, polisi juga sudah mendatangi rumah tersebut. Versi polisi kepada aparatur desa saat pengecekan lokasi, kelompok Sangga Buana merupakan kelompok menyimpang karena didirikan oleh sesorang bernama Sangga Buana asal Bogor yang mengaku nabi. “Kami resah dan khawatir ada apa- apa. Warga lalu meminta agar mereka hengkang dari sini, karena kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," tambahnya. Kepala Dusun sempat menerima informasi jika pengontrak rumah itu siap pindah meminta waktu semingguan. Mereka meminta waktu seminggu dengan alasan sedang mencari kontrakan baru. Saat awak media mendatangi rumah keluarga Pr, kondisi rumah kosong dan sepi. Pintu rumah sore itu juga tertutup rapat dan kendaraan yang biasa digunakan aktifitas tidak ada. Mereka belum bisa dikonfirmasi perihal keresahan warga. (amr)

Tags :
Kategori :

Terkait