Menyandang nama produk dengan foto sang ibu, sambal buatan Reno kini makin dikenal. Dalam sehari, ia dapat menghabiskan tiga kilo cabai dan menghasilkan lebih dari 30 botol sambal. Produk-produknya ia pasarkan lewat WhatsApp, sementara ini Reno belum membuka toko di e-comers.
Kedepanya Reno menyimpan keinginan besar untuk mengembangkan usahanya dengan resep-resep yang sudah ia siapkan dan diuji coba.
“Aku punya sepuluh resep baru, tinggal nunggu waktu buat dijalanin. Banyak juga ide dari costumer. Selama ada masukan, aku terima,” katanya.
Satu-satunya kendala besar yang belum teratasi ialah permintaan dari luar negeri. Sambal, sebagai produk cair, sulit lolos regulasi ekspor.
“Pernah ada yang minta kirim ke Belanda, tapi susah banget masuk, karena sambal ini termasuk cair. Ada regulasi khususnya,” ujarnya.
Meski begitu, Reno tidak berkecil hati. Bagi pria yang hobi memasak ini, keberhasilan usahanya bukan hanya soal omzet.
“Aku tuh seneng kalau orang suka masakanku. Penjualan itu kayak bayangan. Kalau valuenya bagus, rasanya enak, penjualan pasti ikut,” katanya. (dms)