Guru SD di Purbalingga Didorong Kuasai Koding dan AI

Kamis 13-11-2025,12:56 WIB
Reporter : Alwi Safrudin
Editor : Bayu Indra Kusuma

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga mulai menggerakkan program Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) bagi guru sekolah dasar. Program ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang digitalisasi pembelajaran, sekaligus bagian dari program unggulan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam Asta Cita Presiden.

Pengembang Teknologi Pembelajaran Dindikbud Purbalingga, Upik Winarningsih, menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan melalui bimbingan teknis (bimtek) KKA yang digelar pada 3-4 November 2025 di Aula Sudirman Dindikbud Purbalingga.

"Bimtek ini diikuti 140 guru SD. Narasumbernya dari fasilitator yang sudah mengikuti bimtek di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BPGTK)," jelasnya. Di Kabupaten Purbalingga sendiri terdapat dua guru fasilitator KKA, masing-masing dari SMPN 3 Mrebet dan SMAN 1 Bukateja.

Upik menuturkan, KKA pada dasarnya merupakan grounding learning atau pembelajaran mendalam yang sebenarnya sudah diterapkan di satuan pendidikan, namun belum banyak disadari oleh guru.

BACA JUGA:353 PPPK Dilantik, Guru Dominasi Formasi

"Mindset awam koding itu angka-angka, huruf, dan kode komputer. Padahal tidak hanya seperti itu. Bagian kecil dari koding bisa sesederhana menjodohkan gambar," ujarnya.

Melalui bimtek tersebut, para guru diperkenalkan dengan dua jenis pendekatan, yaitu plug (menggunakan perangkat digital) dan unplug (tanpa perangkat digital). Konsep ini diterapkan pada pembelajaran kelas 5 dan 6 SD untuk menanamkan cara berpikir komputasional sejak dini.

Selain koding, guru juga dikenalkan pada penerapan Kecerdasan Artifisial (AI) dalam pembelajaran. Siswa diajarkan menggunakan berbagai aplikasi berbasis AI seperti Canva, Gemini, dan Gama untuk mendukung kreativitas belajar.

"Misalnya, siswa membuat poster melalui Canva menggunakan laptop atau komputer," jelas Upik. Ia menambahkan, nilai dari KKA bukan hanya pada aspek teknologi, tetapi juga pada penerapan berpikir logis dan sistematis dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:9.598 Siswa SD dan SMP di Purbalingga Diusulkan Menerima PIP Fase ll

"Contohnya, ketika anak menata baju sesuai warna, itu sudah melatih pola pikir komputasional," katanya.

Namun, Upik mengakui bahwa pelaksanaan bimtek masih terbatas karena keterbatasan anggaran. "Tidak semua sekolah bisa kami fasilitasi. Harapannya, guru yang sudah ikut bimtek dapat menularkan ilmunya ke rekan-rekan di sekolah masing-masing," ungkapnya.

Dindikbud juga akan melakukan monitoring untuk melihat sejauh mana para peserta memahami dan menerapkan materi yang telah diberikan. Dengan langkah ini, diharapkan para guru semakin siap menghadapi era digital dalam dunia pendidikan. (alw)

Tags :
Kategori :

Terkait