Pengawalan Oleh Sosok Minakjingga
DENTUMAN musik gamelan berpadu dengan riuh tepuk tangan warga menyambut rombongan kirab budaya di Lapangan Desa Blambangan, Kecamatan Bawang, Suasana hangat dan meriah itu menjadi penanda dimulainya rangkaian Festival Budaya dan Bazar Sembako Murah dalam rangka Hari Jadi Desa Blambangan ke-208.
PUJUD ANDRIASTANTO, Banjarnegara
Di barisan terdepan, sosok Minakjingga tokoh legendaris yang menjadi simbol desa memimpin jalannya kirab. Di belakangnya, tersusun rapi barisan pusaka, pembawa foto para kepala desa dari masa ke masa, barisan tenong, hingga empat gunungan hasil bumi yang penuh warna.
Setiap langkah rombongan seolah mengingatkan pada panjangnya perjalanan Blambangan sebagai desa yang kaya akan tradisi.
Festival bertajuk Minakjingga Heritage Festival ini tak hanya menghadirkan kirab budaya. Ribuan warga larut dalam kemeriahan Kirab Budaya 1.000 Takir, Flashmob 1.000 Topeng Rampak Minakjingga, Kenduri Agung, hingga Blambangan Bersholawat.
BACA JUGA:Cerita Penderita Obesitas, Daffa Fachrudin Lathif (15), Berdiri Mandiri Gapai Prestasi
Malam harinya, panggung seni budaya menampilkan Babad Desa Blambangan, sebuah pertunjukan yang membawa penonton menelusuri jejak sejarah desa yang kini berusia lebih dari dua abad.
Di sela-sela keramaian, Bazar Sembako Murah yang digelar Bumdes Mitra Sejahtera turut menyedot perhatian. Warga dari berbagai kalangan tampak antusias berbelanja kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, seolah menegaskan makna “guyub rukun” tak hanya sebatas budaya, tetapi juga kesejahteraan bersama.
Kepala Desa Blambangan, Sukisno, menyebut peringatan hari jadi tahun ini sebagai momentum untuk memperkuat persaudaraan sekaligus melestarikan budaya yang menjadi identitas desa.
“Peringatan ini menjadi pengingat agar kita senantiasa menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan, melestarikan budaya, membangun karakter desa, serta menjaga harmoni dalam keberagaman menuju masyarakat yang bahagia. Di hari jadi ini, mari kita kuatkan tali persaudaraan,” ujarnya penuh semangat.
Wakil Bupati Banjarnegara, Wakhid Jumali, yang turut hadir, memberikan apresiasi terhadap kekompakan warga Blambangan. Menurutnya, festival budaya desa ini bukan sekadar hiburan, tetapi cerminan bagaimana masyarakat menjaga warisan leluhur.
“Budaya lokal yang kita tampilkan bukan hanya untuk dikenal, tetapi juga untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Peringatan Hari Jadi Desa Blambangan bukan sekadar seremonial, melainkan momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang desa ini, meneguhkan komitmen, serta merumuskan langkah menuju masa depan yang lebih baik. Keberagaman adalah kekuatan, dan guyub rukun adalah kunci untuk mencapai tujuan,” ungkapnya.
Dengan semangat kebersamaan, Festival Budaya Blambangan tahun ini menjadi bukti bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan. Desa yang berusia dua abad lebih itu tak hanya menjaga identitas budaya, tetapi juga meneguhkan arah menuju masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera.