CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kabupaten Cilacap kembali menjadi sorotan dalam sektor pertanian nasional. Dengan luas wilayah mencapai 225.360,84 hektare, daerah ini dinobatkan sebagai penyumbang beras terbesar di Jawa Tengah.
Kementerian Pertanian RI pun memberi perhatian serius, mendorong peningkatan produksi melalui penambahan luas tanam dan penguatan musim tanam.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Sigit Widayanto melalui Kabid Tanaman Pangan, Budi Kuspriyatno, mengatakan bahwa capaian surplus beras Cilacap hingga Juni 2025 mencapai 280 ton.
"Cilacap ini penyumbang besar, makanya terus digenjot untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT)," ujarnya, Jumat (12/9/2025).
BACA JUGA:Stok Beras di Cilacap Dipastikan Aman hingga Akhir Tahun 2025, Surplus Ratusan Ribu Ton
Tahun ini, Cilacap ditargetkan dapat mencapai luas tanam sebesar 151 ribu hektare. Sementara itu, luas lahan sawah di wilayah ini sekitar 67 ribu hektare. Target tersebut bisa dicapai dengan memaksimalkan tiga musim tanam dalam satu tahun.
"Kalau dua kali tanam baru 134 ribu hektare. Harapannya bisa ada musim tanam ketiga agar target tercapai," jelasnya.
Namun, Budi mengakui, ada kendala di lapangan. Sekitar 5.000 hektare lahan sawah di wilayah pesisir masih terpapar air asin (salin), yang menyebabkan menurunnya produktivitas.
"Dampaknya itu rumput liar tumbuh, biasa disebut prepetan. Kelihatannya seperti padi, tapi sebenarnya rumput, dan tidak bisa dipanen. Ini harus diatasi supaya data produksi tidak bias," jelasnya.
BACA JUGA:Stok Beras di Kabupaten Cilacap Dipastikan Aman
Beberapa wilayah seperti Kawunganten masih menghadapi kesulitan untuk mencapai tiga kali musim tanam. Tanam pertama berjalan baik, tetapi tanam kedua sering tertunda karena lahan tergenang air.
"Tahun ini kita dorong terus semangat petani agar bisa tanam dua kali. Itu pun sudah perkembangan besar," pungkasnya. (jul)