KEBUMEN - Pemerintah desa didorong untuk tidak hanya mengandalkan potensi lokal dalam mewujudkan ketahanan pangan, tetapi juga membangun jejaring dan kolaborasi antarwilayah.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Kebumen, Sri Budi Murnianto, menyampaikan bahwa ketahanan pangan desa tak hanya sekadar produksi lokal.
"Ketahanan pangan desa ternyata tidak hanya soal produksi, tapi bagaimana desa mampu mandiri, inklusif, dan mengoptimalkan potensi lokal dengan dukungan semua pihak. Kolaborasi antar desa dan antar wilayah sangat penting untuk mewujudkan ini, " ujarnya, Jumat (27/6).
Sri Budi Murnianto menyampaikan pemahaman baru ini setelah pihaknya mengikuti Workshop Kolaborasi Ketahanan dan Penghidupan Masyarakat dalam Sistem Pendampingan Desa di Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (24/6)
Workshop yang diikuti oleh 19 kepala desa dan kader ketahanan pangan dari Kebumen ini, juga dihadiri perwakilan dari Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang), serta Bappeda Kabupaten Kebumen. Kegiatan ini memberikan ruang untuk bertukar pengalaman dan strategi dalam penguatan ketahanan pangan desa berbasis komunitas.
Peserta workshop berkesempatan meninjau langsung praktik baik di Desa Sukaresmi, seperti peternakan kambing perah dan potong, serta greenhouse budidaya paprika. Kedua unit usaha tersebut terbukti mampu memberdayakan masyarakat lokal dan menjadi contoh konkret ekonomi produktif berbasis sumber daya lokal.
"Mudah-mudahan kami bisa mengimplementasikannya di desa-desa Kebumen,” kata Sri Budi.
Kegiatan ditutup dengan diskusi dan penyusunan rekomendasi, yang bertujuan memperkuat sistem pendampingan ketahanan pangan melalui pendekatan kolaboratif dan jejaring antardesa. Hal ini selaras dengan arah kebijakan pemerintah pusat yang ingin menjadikan desa sebagai garda depan ketahanan pangan nasional. (cah)