Jika Anda berencana menggunakan mobil lebih dari lima tahun, membeli baterai bisa jadi opsi lebih hemat.
Namun jika hanya ingin mencoba mobil listrik dalam waktu singkat atau untuk keperluan sementara, skema sewa akan lebih fleksibel.
Jarak Tempuh Harian
Bagi pengguna yang memiliki rutinitas harian jarak pendek—seperti perjalanan dalam kota atau antar jemput anak sekolah—skema sewa bisa sangat efisien.
Sebaliknya, jika sering melakukan perjalanan jauh dan luar kota, pembelian baterai akan mengurangi risiko tambahan biaya karena melewati kuota sewa bulanan.
BACA JUGA:Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris Maret 2025: Ini Spesifikasi, Harga, dan Fitur Unggulannya
BACA JUGA:Mengulas Keunggulan Neta V 2025, Mobil Listrik dengan Performa Optimal dan Harga Terjangkau
Kemampuan Finansial
Konsumen yang memiliki anggaran terbatas namun ingin segera beralih ke mobil listrik akan terbantu dengan skema sewa.
Tetapi, bagi yang mampu membayar lebih di awal, membeli baterai tentu lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Studi Kasus: Polytron G3 dan G3+
Mari kita ambil contoh nyata. Jika Anda membeli Polytron G3 dengan sewa baterai:
• Harga mobil: Rp 299 juta
• Biaya sewa baterai: Rp 1,2 juta x 12 bulan = Rp 14,4 juta/tahun
Dalam 5 tahun, Anda akan membayar sewa total sekitar Rp 72 juta. Artinya, total biaya mobil menjadi Rp 371 juta.
BACA JUGA:Hyundai Ioniq 5: Mobil Listrik Futuristik yang Siap Dimodifikasi
BACA JUGA:Rahasia Merawat Mobil Listrik agar Tahan Lama dan Nyaman Digunakan
Bandingkan dengan membeli G3 lengkap seharga Rp 419 juta—selisihnya Rp 48 juta. Dalam jangka waktu 5 tahun, membeli baterai bisa jadi lebih hemat, apalagi jika tidak ada masalah besar dengan baterainya.
Kesimpulannya, pemilihan antara sewa atau beli baterai sangat bergantung pada gaya hidup, tujuan penggunaan, dan kemampuan keuangan masing-masing orang.