RADARBANYUMAS.CO.ID - Pada tahun 2024, sebuah tonggak sejarah tercipta di dunia otomotif.
BYD, produsen mobil listrik asal Tiongkok, resmi menyalip Tesla sebagai raja kendaraan listrik global.
Apa sebenarnya strategi yang membuat BYD mampu menumbangkan dominasi Tesla?
Apakah ini hanya momen kebetulan atau memang awal dari pergeseran kekuatan industri dunia? Mari kita ulas secara lengkap.
Awal Kebangkitan BYD: Bukan Cuma Pesaing, Tapi Pengubah Peta Industri
BACA JUGA:Harga BYD M6 Mulai Rp 380 Jutaan, Bisa Dicicil Rp 6 Jutaan: Mobil Listrik Keluarga Terlaris
BACA JUGA:Spesifikasi dan Keunggulan BYD M6, MPV Listrik Pertama di Tanah Air
Jika kita menengok ke belakang, BYD (Build Your Dreams) dulunya bukan siapa-siapa di dunia otomotif global. Perusahaan asal Shenzhen ini mulanya dikenal sebagai produsen baterai.
Namun perlahan tapi pasti, BYD berkembang menjadi raksasa otomotif berkat strategi yang terukur dan konsisten.
Tahun 2024 menjadi titik balik. Pendapatan BYD mencapai 107 miliar dolar AS, mengalahkan Tesla yang hanya mampu membukukan 97,7 miliar dolar AS.
Bahkan nilai saham BYD melonjak 50% sejak awal 2025, sementara saham Tesla justru anjlok hingga 26,6%.
Tak hanya itu, produksi BYD pada kuartal keempat 2024 mencapai 3,02 juta unit, melampaui Tesla yang hanya memproduksi 1,8 juta unit.
BACA JUGA:BYD M6, Mobil Listrik Terlaris yang Menjadi Pilihan Baru Masyarakat Indonesia
BACA JUGA:Harga Mobil Listrik BYD April 2025 Jadi Pilihan Banyak Orang
Strategi Harga: Mobil Rakyat VS Mobil Elit
Salah satu keunggulan utama BYD adalah strategi harga yang agresif namun tetap cermat. Sementara Tesla menjual modelnya di kisaran 231.000 yuan (sekitar 32.600 USD), BYD menghadirkan beragam pilihan kendaraan listrik dengan harga jauh lebih murah.