CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilacap melakukan pengambilan contoh uji kualitas air. Kegiatan ini dilakukan untuk pemantauan kualitas lingkungan dan perhitungan indek kualitas lingkungan hidup (IKLH) tahun 2025.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Cilacap, Dias Prihantoro mengatakan, pengambilan sampel tersebut dilakukan dibeberapa titik sungai di Kabupaten Cilacap.
"Rencana sampling pemantauan sungai ada di beberapa titik, sekira 26 titik sungai yang tersebar di Kabupaten Cilacap. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak kemarin, hari ini, dan tanggal 28 Februari," kata Dias, Kamis (13/2).
Sampel air sungai tersebut nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk diuji. Di mana pada tahun 2024 lalu, indeks kualitas air sungai di Kabupaten Cilacap masih dalam katagori sedang.
BACA JUGA:Alokasi Blangko E-KTP Berkurang, Disdukcapil Cilacap Dorong Pemerataan Aktivasi IKD
BACA JUGA:IPSI Kabupaten Purbalingga Targetkan Cetak Atlet Internasional
"Karena pengambilan sampel masih berlangsung, jadi hasilnya belum rilis untuk yang semester I ini. Tapi kalau tahun 2024, nilai IKLH kita 64 atau kategori sedang," ujarnya.
Dias menjelaskan, untuk menjaga pelestarian sungai di wilayah Kabupaten Cilacap, pihaknya melakukan sejumlah langkah.
Di antaranya, penanaman dan rehab lahan kritis di daerah upland serra, berkolaborasi dengan cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jateng, Perhutani, dan Masyarakat.
"Kita juga melakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap kegiatan atau usaha yang membuang limbah ke sungai, kemudian kita melakukan pemantauan kualitas air," ujarnya.
BACA JUGA:Bawaslu Kabupaten Purbalingga Temukan 50 Dugaan Pelanggaran Saat Pilkada 2024
BACA JUGA:Cek Mendadak Bus AKAP di Terminal Purbalingga, Tidak Ditemukan Kondisi Tidak Laik Jalan
DLH Cilacap akan terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat, untuk tidak membuang air besar sembarangan di sungai.
Pihaknya juga terus melakukan penyuluhan serta sosialisasi ke masyarakat untuk tidak membuang air besar sembarangan di sungai.
Kemudian melakukan pembinaan dan support kepada komunitas pelestari sungai, seperti Merayu Serayu di Desa Karangrena Maos, binaan Fuel Terminal Maos dan pemeliharaan bantaran sungai sesuai kewenangan masing-masing BBWS maupun PSDA.