Lengger Banyumas Ngibing Hingga Negeri Paman Sam

Senin 13-01-2025,07:05 WIB
Reporter : Alwi Safrudin
Editor : Ali Ibrahim

Awal perjuangannya melestarikan kesenian Lengger tidaklah mudah. Ia mengaku kesulitan untuk menyamakan persamaan pemikiran pemerintah dan seniman. 

"Mereka punya kepentingan masing-masing dan tidak merasa saling membutuhkan," katanya.

Selain itu, masih ada yang memandang skeptis terhadap kesenian Lengger. Apalagi untuk Lengger lanang sebuah ikon yang harus dipahami. Tidak perlu malu memiliki kesenian Lengger.

"Lengger jangan dihubungkan dengan gender. Justru Lengger jadi dasar untuk masyarakat Banyumas yang bisa dipahami dari syair dan gerakan. Harus dipahami betul, sebagai upaya mendamaikan tubuhnya" jelas Rianto.

Meskipun saat ini pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Banyumas sudah mulai memperhatikan kesenian Lengger, akan tetapi Rianto berharap ada dukungan finansial untuk kesejahteraan seniman Lengger. Karena kesenian juga sebagai salah satu roda penggerak ekonomi kreatif di Kabupaten Banyumas.

Peran pemerintah daerah khususnya Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB) harus secara merata menyambangi ke daerah-daerah pelosok. Tidak melulu di Purwokerto, misalnya Lumbir, Wangon, dan Banyumas bagian barat belum banyak tersentuh.

Ia menginginkan adanya wadah bagi pelaku seni dan pemerintah. Untuk menyamakan persepsi, seluruh lapisan harus bisa dikomunikasikan agar generasi bisa memahami lengger, ebeg dan begalan. 

"Seluruh pelaku seni ingin membuat wadah untuk diskusi antara pelaku seni dan pemerintah yang diadakan minimal 2 bulan sekali," terang dia. (*)

Kategori :