Kirab "Baru" Citarasa Lama

Senin 29-02-2016,10:11 WIB

[caption id="attachment_100313" align="aligncenter" width="500"] Kirab Pusaka Hari jadi Kabupaten banyumas ke 445 th 2016_Bupati Banyumas Ir Achmad Husein dengan berjalankaki dan sabar menyalami masyarakat Purwokerto yang menonton disepanajng jalan Jend Soedirman[/caption] Ribuan Warga Tonton Kirab Hari Jadi Banyumas PURWOKERTO- Tahun ini pertama kali Banyumas memperingati Hari Jadinya pada 22 Februari (biasanya 6 April). Ribuan warga, Minggu (28/2) kemarin, tumplek blek di Jalan Jenderal Sudirman Purwokerto. Mereka ingin menjadi saksi sejarah melihat bagaimana  Prosesi Kirab Pusaka pada rangkaian peringatan Hari Jadi Banyumas ke-445 ini. Prosesi kirab diawali rombongan bawor yang sudah menjadi maskot Banyumas. Dibelakangnya ada subamanggala, pasukan pembawa lambang daerah, diikuti empat benda pusaka, yakni tombak Kiai Genjring, keris Kiai Gajah Endro, keris Kiai Nalapraja, dan kitab stambul. Kirab dimulai pukul 10.00 WIB, dengan garis start  di halaman Pendopo Wakil Bupati dan finish di Pendopo Bupat/ Alun-alun Purwokerto.  "Prosesi kirab pusaka ini menjadi wahana wisata sekaligus untuk melestarikan budaya dan membentuk karakter wong Banyumas," katanya Kabag Humas Pemda Banyumas Agus Nur Hadie. Memang ini kirab yang diadakan pertama kali setelah ada perubahan perda tentang hari jadi Banyumas, dendati demikian, prosesi Kirab Pusaka tersebut, menurut  masyarakat masih berjalan monoton. Dari tahun ke tahun perayaan tersebut tidak ada perubahan. Widyarini, pemudi asal Purbalingga  mengaku sengaja datang untuk menonton acara Kirab Pusaka di Banyumas. Namun dirinya merasa jika acara kali ini sama seperti apa yang dilihatnya tahun lalu. Dyan menambahkan, walaupun dirinya bukan asli Banyumas, namun ia berharap adanya ide dalam kirab lebih baik lagi. Menanggapi hal tersebut, Kabag Humas Pemda Banyumas Agus Nur Hadie mengatakan, kirab pusaka ini adalah sesuatu yang sakral. "Terutama terkait kirab pusaka Banyumas. Selain itu urutannya juga sudah pakem. Yang tak kalah penting sebenarnya, kirab ini jadi ajang para pimpinan daerah berjalan dan membaur bersama warga, " katanya. Perlu Ada Peringatan Hari Jadi DPRD Sementara, gagasan baru dimunculkan DPRD Banyumas. Mereka  mengusulkan untuk penelusuran hari jadi kelahiran lembaga dewan perwakilan rakyat tersebut. Ketua DPRD Banyumas Juli Krisdianto mengatakan,  selama ini yang lazim diperingati hanya hari jadi kabupaten. Padahal DPRD juga bagian dari pemerintahan di daerah yang perlu disosialisasikan ke masyarakat. "Hal ini juga penting, karena lembaga wakil rakyat ini juga perlu digali sejarahnya, agar masyarakat juga mengetahui keberadaan lembaga tersebut," kata Juli, kemarin. Ide tersebut tercetus ketika dirinya mendapatkan undangan untuk menghadiri acara peringatan hari jadi DPRD di Karanganyar. "Beberapa waktu lalu, saya diundang DPRD Karanganyar untuk hadir dalam peringatan hari jadi DPRD setempat, kalau perlu kita (Banyumas) juga melaksanakan peringatan yang sama," ungkapnya Di sisi lain, Juli mengomentari terkait adanya perubahan Hari Jadi Banyumas dari tanggal 6 April menjadi 22 Februari.     Menurutnya, perubahan tersebut harus lebih bisa mensejahterahkan, memakmurkan dan membuat bahagia warga Banyumas. Jangan sampai sebaliknya, malah menimbulkan bencana atau kesengsaraan di masyarakat. "Kalau ini terjadi, 21 anggota Pansus Hari Jadi Banyumas harus ikut bertanggungjawab. Tadinya saya juga tidak setuju kenapa harus diganti. Ini membuang waktu dan energi, tapi karena ada pemikiran yang lebih besar dan demi pelurusan sejarah, saya akhirnya sepakat," katanya. (why)

Tags :
Kategori :

Terkait