BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kekhawatiran masyarakat atas dampak negatif lingkungan dari rencana pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah timur Banyumas, kembali mencuat dalam proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Sumpiuh.
Kepala Desa Kemiri Kecamatan Sumpiuh, Suedi menyampaikan, kekhawatirannya pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kawasan Perkotaan Sumpiuh. Sebab, wilayahnya merupakan salah satu desa yang bakal dilalui oleh pembangunan jalan tol.
"Wilayah yang akan dilalui jalan tol merupakan daerah banjir," tegas Suedi.
Saat ini sedang proses penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Sumpiuh, sehingga pihaknya meminta solusi terkait dampak lingkungan ketika nantinya jalan tol terealisasi.
BACA JUGA:Rencana Pemindahan Balai Desa Pancasan, Banyumas, Tunggu Kejelasan Jalan Tol Tegal ke Cilacap
BACA JUGA:Jalan Tol Pantura - Pansela Melewati Banyumas, Pintu Keluar Tol di Daerah Ajibarang
Sementara itu Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Banyumas M. Abdullah Tsani, tidak menampik potensi bencana banjir tersebut.
Data yang diperoleh dari citra satelit bahwa wilayah selatan Sumpiuh merupakan daerah depresi kontinental yaitu minus empat. Sehingga, ketika hujan maka air terjebak.
"Penanganan banjir di daerah depresi kontinental itu dibutukan skala besar, skala nasional," jelas Tsani.
Pemerintah kabupaten tidak bisa bergerak sendiri untuk mengatasi persoalan banjir, yang menjadi langganan di wilayah timur Banyumas. Sebab, ada banyak faktor yang saling berkaitan. (fij)