BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Musim kemarau yang melanda Kabupaten Banjarnegara kini mengancam sektor pertanian, dengan dampak yang dirasakan luas. Dari total lahan sawah yang ada, 46 hektare mengalami kekeringan, dan 2 hektare di antaranya dipastikan mengalami puso.
Firman Sapta Adi, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distankanak) Banjarnegara, melalui Kepala Bidang Ketahanan Pangan Emi Susilowati mengungkapkan, dari luas total lahan padi mencapai 9.076,5 hektare, 3.124 hektare di antaranya berpotensi mengalami kekeringan.
“Saat ini, 12 hektare mengalami kekeringan ringan, 29 hektare mengalami kekeringan sedang, dan 3 hektare mengalami kekeringan berat. Dua hektare sawah yang mengalami puso berada di Desa Purwasaba dan Salamerta,” jelas Emi Susilowati, Jumat (6/9/2024).
Untuk mengatasi dampak tersebut, Distankanak Banjarnegara telah menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah penyedotan air dari sungai menggunakan mesin pompa.
BACA JUGA:Rumah Terbakar, Kakek di Banjarnegara Meninggal Terpanggang, Penyebab Masih Diselidiki
BACA JUGA:KPU Banjarnegara Terima Hasil Tes Kesehatan Paslon Pilkada, Proses Administrasi Berlanjut
“Selain itu, asuransi usaha tani padi (AUTP) telah diperkenalkan untuk melindungi para petani dari risiko puso. Program ini menyediakan klaim pertanggungan sebesar Rp 6 juta per hektare, sesuai ketentuan dari Kementerian Pertanian,” katanya.
Pihak berwenang terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan petani untuk memastikan distribusi bantuan berjalan efektif.
Diharapkan langkah-langkah ini dapat mengurangi dampak kekeringan, dan menjaga keberlanjutan produksi padi di Kabupaten Banjarnegara. (jud)