Perubahan aerodinamika juga bisa mempengaruhi efisiensi energi, mengurangi jarak tempuh yang bisa dicapai dengan sekali pengisian baterai.
Tambahan atap, terutama jika terbuat dari bahan berat, dapat menaikkan pusat gravitasi motor listrik. Ini bisa membuat motor lebih mudah terguling saat berbelok tajam atau melaju di jalan yang tidak rata.
Atap tambahan menambah berat keseluruhan motor listrik. Beban tambahan ini bisa mempengaruhi kinerja motor, termasuk akselerasi dan kemampuan pengereman.
BACA JUGA:Motor Listrik Honda SC e Tawarkan Harga di Bawah 35 Juta! Apa Saja Keunggulannya?
BACA JUGA:Desain Trendi dan Performa Kencang, Motor Listrik Larizz LV Harganya di Bawah Rp 10 Juta!
3. Lingkungan
Material yang digunakan untuk membuat atap motor listrik bisa menambah dampak lingkungan. Jika atap terbuat dari plastik atau bahan non-degradable lainnya, ini bisa menambah masalah limbah saat atap perlu diganti.
Bahan yang tidak ramah lingkungan juga bisa memerlukan energi lebih besar dalam proses produksinya, mengurangi manfaat keseluruhan dari penggunaan motor listrik.
4. Regulasi dan Standar Keselamatan
Saat ini, banyak negara belum memiliki regulasi khusus yang mengatur pemasangan atap pada motor listrik. Ini berarti produsen dan pengguna mungkin tidak memiliki pedoman yang jelas tentang cara memasang atap yang aman dan efektif.
Beberapa motor listrik beratap mungkin tidak memenuhi standar keselamatan yang seharusnya diterapkan pada kendaraan bermotor.
BACA JUGA:Motor Listrik Lenka Hiro Cuma Rp 8 Jutaan! Murah Tapi Speknya Mewah
BACA JUGA:Motor Listrik TVS X Bisa Mencapai 140 Km dengan Satu Pengisian? Intip Spesifikasi dan Harganya!
5. Tantangan Teknis dan Desain
Untuk memastikan keselamatan dan kinerja optimal, atap motor listrik perlu dirancang khusus dengan memperhitungkan berbagai faktor teknis.
Ini termasuk material, bentuk, dan cara pemasangan yang tidak mengganggu fungsi motor lainnya. Desain yang buruk bisa menyebabkan berbagai masalah, dari kebisingan berlebih hingga kebocoran air saat hujan.