Persiapkan Desa Tanggeran untuk Jadi Eduwisata Sutera Attakas yang Berkualitas
Penanaman pohon secara simbolis domestikasi ulat sutera attakas outdoor di bawah perlindungan jaring nilon, Rabu (11/1) di area belakang Kantor Desa Tanggeran. (Fijri/Radarmas)--
BANYUMAS-Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kebupaten Banyumas menyambut baik rencana proyek eduwisata berbasis budidaya sutera attakas dan kerajinan tenun dengan pendekatan community based tourism di Desa Tanggeran Kecamatan Somagede.
Adyatama Pariwisata Ekonomi Kreatif Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Bahrudin menyampaikan perlu waktu untuk Desa Tanggeran membangun community based tourism atau pariwisata berbasis masyarakat.
"Langkah pertama adalah persiapan mental masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik," tegas Bahrudin usai kegiatan sarasehan yang dihelat oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Kantor Desa Tanggeran, Rabu (11/1).
Tercatat potensi daya tarik wisata di Desa Tanggeran tidak hanya sutera attakas. Ada jamur tiram, gula kristal, tenun lurik.
Pariwisata berbasis masyarakat seperti Desa Eduwisata Sutera Attakas ini menekankan pada aspek masyarakat sebagai subjek yang memiliki prestasi atau usaha. Badrudin menilai skala prioritas dalam membangun eduwisata di Tanggeran dilihat dari daya tarik tersiap.
"Sutera attakas baru mulai. Kesulitannya di bahan baku. Sehingga, berbicara prioritas maka daya tarik mana yang paling siap digarap," papar Bahrudin.
Terpisah, Dosen sekaligus peneliti Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMP Juli Rochmijati Wuliandari menerangkan tantangan eduwisata berbasis budidaya dan kerajinan tenun sutera attakas dengan pendekatan proyek agroforestri atau hutan rakyat dan pemberdayaan masyarakat.
"Tantangannya pada produksi kepompong secara berkelanjutan sebagai bahan baku benang sutera attakas. Sehingga tidak hanya mengandalkan dari alam. Memang membutuhkan waktu," papar Juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: