Banner v.2

Akibat Ombak Tinggi, Hasil Tangkapan Ikan di PPSC Cilacap Turun hingga 40 Persen

Akibat Ombak Tinggi, Hasil Tangkapan Ikan di PPSC Cilacap Turun hingga 40 Persen

Tangkapan ikan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap.-RYNALDI FAJAR/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo mencatat di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) mengalami penurunan signifikan sebanyak 40 persen, pada pertengahan tahun 2025. Tangkapan ikan menurun dibanding tahun sebelumnya ini disebabkan oleh kondisi gelombang tinggi yang terus melanda perairan selatan Jawa.

Sri Gito, Kepala Bidang Produksi KUD Mino Saroyo menyebut produksi ikan dari Januari sampai Juni 2025 baru mencapai 4.687.872 kg. Capaian ini justru menurun bila dibandingkan pada tahun 2024, produksi ikan mencapai 8.747.375 kg.

Penurunan ini berimbas pada nilai raman atau hasil penjualan ikan. Pada tahun 2024, nilai raman di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di bawah naungan KUD Mino Saroyo tersebut mencapai Rp44.966.375. Namun, di tahun 2025 nilai tersebut menurun menjadi Rp27.195.349.

Menurut Sri Gito, penurunan produksi ikan mencapai 46,41 persen dan penurunan raman tercatat sebesar 40 persen. Keadaan ini dapat mempengaruhi pendapatan para nelayan serta aktivitas ekonomi di sekitar PPSC.

BACA JUGA:Sebagian Nelayan Cilacap Tidak Melaut, Tangkapan Ikan Menurun

"Gelombang tinggi nyaris terjadi setiap hari, membuat para nelayan tidak berani melaut lantaran terlalu jauh. Mereka hanya bisa mencari ikan di perairan dekat pantai, padahal tangkapannya gak sebanyak di perairan lepas," jelas Sri Gito.

Sri Gito menyampaikan, gelombang tinggi yang mencapai 6 meter ini hanya bisa diterjang oleh kapal-kapal dengan kekuatan Gross Ton (GT) 30 ke atas. 

Kapal-kapal besar ini umumnya menangkap ikan layur. Sehingga jumlah kapal berukuran besar ini akan lebih sedikit dibandingkan kapal nelayan tradisional yang terpaksa menambatkan kapalnya di dermaga.

Ia menambahkan, beberapa nelayan memilih tidak melaut karena resiko yang terjadi terlalu besar. Hal ini akan berdampak langsung dengan pasokan ikan di pasaran dan juga kesejahteraan keluarga nelayan.

"Kami berharap kondisi cuaca membaik agar nelayan bisa kembali melaut seperti sedia kala (normal). Kami sedang berupaya sebaik mungkin untuk kesejahteraan nelayan," pungkas Sri Gito. (rey)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: