Sepi Penumpang, Moda Laut Cilacap-Kampung Laut Butuh Perhatian
Ilustrasi kapal penumpang di Pelabuhan Seleko.-RAYKA/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Di tengah riuhnya geliat transportasi darat dan digitalisasi di berbagai lini, moda laut Cilacap-Kampung Laut perlahan berjalan di ujung senyap. Setiap hari, 4 hingga 5 kapal penumpang tetap setia hilir mudik dari Pelabuhan Seleko menuju wilayah Kampung Laut.
Namun, meski beroperasi setiap hari, kapal penumpang rute Cilacap-Kampung Laut tak lagi seramai dulu. Keselamatan pun masih jadi catatan.
"Kondisi sekarang penumpang mulai sepi. Dulu bisa penuh, sekarang jauh menurun,” ujar Zaenal Arifin, petugas pengawasan pelabuhan di Cilacap, Rabu (9/7/2025).
Zaenal menjelaskan, trayek ini masih aktif melayani penumpang dengan tarif Rp12.500 per orang. Dalam sehari bisa ada 7 hingga 8 trip pulang-pergi. Namun, kapal-kapal yang berkapasitas antara 50 hingga 100 orang itu kini nyaris tak pernah mendekati kapasitas maksimal.
BACA JUGA:Kapal Penumpang di Perairan Cilacap Kekurangan Life Jacket
Yang lebih memprihatinkan, di tengah sepinya penumpang, aspek keselamatan pelayaran belum sepenuhnya terpenuhi. Zaenal mengungkapkan, setiap kapal semestinya dilengkapi pelampung sesuai kapasitas. Sayangnya, kondisi di lapangan jauh dari ideal.
"Kalau bicara keselamatan, memang sudah ada pelampung. Tapi belum maksimal. Dari seharusnya 50-100 pelampung, rata-rata kapal cuma punya 10," jelasnya.
Ia berharap, ada perhatian dan bantuan dari pemerintah, terutama untuk mendukung kelengkapan standar keselamatan pelayaran rakyat ini.
Meski begitu, Zaenal menegaskan belum pernah terjadi kasus overload maupun insiden besar. Para nakhoda tetap menjaga ketertiban dan keselamatan sesuai kemampuan mereka.
BACA JUGA:Surga Tersembunyi di Kampung Laut dengan Wisata Religi dan Mangrove
Moda laut Cilacap-Kampung Laut sesungguhnya bukan sekadar sarana transportasi. Ia adalah nadi yang menghubungkan pusat kota dengan kawasan perairan dan perkampungan terpencil yang tak bisa dijangkau kendaraan darat.
Zaenal menyebutkan, perlu ada upaya nyata agar moda ini tak hanya bertahan, tapi juga berkembang. Kini, kapal-kapal kecil di Pelabuhan Seleko itu tetap bersandar setiap pagi dan sore, menunggu penumpang yang makin langka.
"Harapan kami, selain bantuan sarana keselamatan, juga perlu promosi. Mungkin digabung dengan pariwisata. Kampung Laut punya potensi wisata mangrove, budaya nelayan, dan kuliner khas," ujarnya. (ray)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

