Dinkes Sebut Angka AKI dan AKB di Purbalingga Turun 50 Persen per September 2025
UPTD Puskesmas Kutasari melaksanakan kelas ibu hamil sebagai upaya pencegahan kematian ibu dan bayi, Jumat (19/9).-Dok Dinkes Purbalingga-
PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Upaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) mulai menunjukkan hasil. Hingga September 2025, jumlah kasus tercatat mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Dinkes Purbalingga, penurunan tersebut mencapai 50 persen dibanding tahun 2024 lalu. Untuk diketahui, sepanjang 2024 terdapat 11 kasus kematian ibu dan 153 kasus kematian bayi. Sementara hingga September 2025, AKI turun menjadi 5 kasus dan AKB berkurang menjadi 71 kasus.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Purbalingga, Devi Setyawati, menjelaskan penyebab kematian ibu paling banyak disebabkan pendarahan dan penyakit penyerta seperti hepatitis dan TBC. Sedangkan kasus kematian bayi didominasi berat badan lahir rendah serta masalah pernapasan.
"Untuk menekan AKI dan AKB, kami melakukan sejumlah langkah. Mulai dari pendampingan dokter obgyn dan spesialis anak di Puskesmas, pelatihan USG, hingga penguatan rumah sakit PONEK," terangnya.
BACA JUGA:Kasus Angka Kematian Ibu Bersalin di Purbalingga Butuh Penanganan Serius
Menurut Devi, pendampingan dokter spesialis di Puskesmas bertujuan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam menangani kasus darurat.
"Agar mereka paham, misalnya ketika ada ibu hamil pendarahan atau hipertensi harus diberi obat apa. Jadi lebih siap menangani kasus darurat," ujarnya.
Dinkes juga memastikan seluruh Puskesmas di Purbalingga kini memiliki layanan USG. Melalui in house training, tenaga medis dilatih untuk mendeteksi kehamilan berisiko sejak dini.
"Ibu hamil minimal harus periksa enam kali. Dua kali di trimester pertama, lalu trimester ketiga juga harus bertemu dokter untuk USG persiapan persalinan yang aman," jelasnya.
BACA JUGA:AKI/AKB di Purbalingga Capai 118 Kasus Dalam 10 Bulan, Ini Rinciannya
Saat ini, terdapat tiga rumah sakit di Purbalingga dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), yaitu RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata, RS Ummu Hani, dan RS Panti Nugroho. Sementara 21 Puskesmas juga siap melayani persalinan, kecuali Puskesmas Bojong yang dekat dengan fasilitas rumah sakit.
Evaluasi rutin juga dilakukan melalui Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respons (AMPSR). Dari proses ini, setiap kasus kematian ibu maupun bayi dikaji untuk mencegah kejadian serupa.
"Misalnya ada kasus terlambat rujukan atau anemia. Dari situ bisa jadi pembelajaran agar tidak terulang lagi," tambah Devi.
Tidak hanya fokus pada masa kehamilan, Dinkes juga melakukan upaya pencegahan sejak pra-nikah dengan edukasi kesehatan, skrining anemia, dan penyuluhan gizi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


