78 Kasus HIV Aids Ditemukan di Purbalingga, Remaja Mulai Terpapar
Ilustrasi HIV.--
PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga mencatat, sepanjang Januari hingga Agustus 2025 ditemukan 78 kasus HIV Aids. Dari jumlah tersebut, 17 di antaranya sudah masuk stadium Aids.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Purbalingga, Triadi Handoyo menjelaskan, sejak pencatatan dan pelaporan dimulai pada 2010 hingga kini, ada 742 orang dengan HIV Aids di Purbalingga. Dari jumlah itu, sebagian di antaranya sudah meninggal, pindah wilayah, maupun putus pengobatan.
"Yang tercatat adalah ODHIV (orang dengan HIV Aids) yang ditemukan dan berobat di Purbalingga. Bukan berarti semuanya warga asli Purbalingga," jelasnya.
Kasus terbanyak ditemukan melalui pelaporan RSUD. Berdasarkan data epidemiologis, penyebab HIV Aids mayoritas akibat hubungan seksual tidak aman, baik heteroseksual maupun LSL (Lelaki Seks Lelaki). Faktor lain adalah perilaku berganti pasangan dan penggunaan narkoba suntik.
BACA JUGA:Kasus HIV/AIDS di Cilacap Melonjak, 1.080 Pasien Masih Jalani Pengobatan
Triadi menambahkan, remaja juga mulai terpapar HIV Aids. Untuk anak SD, penularan biasanya faktor penurunan dari orang tua, sementara pada anak SMP umumnya akibat pergaulan bebas. Rentang usia produktif 15–24 tahun menjadi kelompok paling rentan.
"Populasi kunci yang rentan tertular yaitu pekerja seks, LSL, transgender, pengguna narkoba suntik, serta orang dengan IMS lain. Pasangan mereka juga berpotensi tertular," terangnya.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Purbalingga terus melakukan sosialisasi dan promosi kesehatan. Tahun ini, Purbalingga juga mulai menyediakan layanan Pre-Exposure Prophylaxis (PreP), yakni obat pencegahan HIV yang diberikan secara prioritas kepada populasi kunci.
"PreP bisa diakses di lima puskesmas, yaitu Purbalingga, Bojong, Kalimanah, Pengadegan, dan Kutasari. Namun syaratnya, calon penerima wajib tes HIV dengan hasil negatif," ujar Triadi.
BACA JUGA:Cegah HIV/AIDS, 33 Pemandu Lagu dan Pengunjung Karaoke di Banjarnegara Jalani Tes Mendadak
Ia menegaskan, penggunaan PreP tidak bisa sembarangan. "Harus terbuka soal status kepada keluarga dan orang terdekat, tidak hanya mengaku ke petugas. Ini untuk mencegah penyalahgunaan obat," imbuhnya.
Triadi juga berpesan agar masyarakat tidak takut melakukan tes HIV, setia pada pasangan, menggunakan alat pengaman saat berhubungan seksual, serta menjauhi narkoba. Ibu hamil pun diwajibkan tes HIV di puskesmas. Jika terdeteksi positif, konsumsi ARV (antiretroviral) bisa mencegah penularan ke bayi.
"Fungsi ARV adalah menekan jumlah virus hingga tidak terdeteksi, atau sampai di titik tidak bisa menularkan," pungkasnya. (alw)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


