Ibu Hamil Tertua di Banyumas Dipantau Ketat untuk Penuhi Target Nol Kematian Ibu Hamil

Ibu Hamil Tertua di Banyumas Dipantau Ketat untuk Penuhi Target Nol Kematian Ibu Hamil

Dalam Lokakarya Mini Lintas Sektoral Bidang Kesehatan Triwulan I Puskesmas Karanglewas tahun 2024 awal bulan ini dari kepala Puskesmas (kiri) menginformasikan bahwa ibu hamil tertua seKabupaten Banyumas dari Desa Singasari.-Yudha Iman Primadi/Radar Banyumas-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kabupaten Banyumas menargetkan nol kematian ibu hamil pada tahun 2024. Hal itu diimbangi dengan pendataan dua minggu sekali, terutama pada ibu hamil dengan risiko tinggi. Dipantau ketat termasuk kehamilan tertua se Kabupaten Banyumas dengan usia 48 tahun di Karanglewas.

Kepala Puskesmas Karanglewas, dr Nuniek Marlina mengatakan, pihaknya setiap dua minggu sekali harus menyerahkan kartu data ibu hamil resiko tinggi, untuk dibahas dengan dokter spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obgin).

Untuk dua minggu terakhir disampaikan mengenai kondisi ibu hamil yang harus dirujuk ke rumah sakit dari Desa Karanglewas Kidul. Termasuk ibu hamil dari Desa Singasari juga turut dibahas dengan dokter spesialis obgin karena menjadi kehamilan tertua seKabupaten Banyumas dengan usia 48 tahun.

"Itu adalah usaha kami untuk menurunkan angka kematian ibu," katanya.

BACA JUGA:Belum Semua Ibu Hamil Miskin Terjamin Biaya Persalinan

BACA JUGA:Tips Untuk Menjaga Kesehatan Ibu Hamil

Nuniek menjelaskan angka kematian ibu tahun 2023 di Kecamatan Karanglewas, dari total angka kematian ibu hamil se Kabupaten Banyumas sebanyak 19 kematian, dua orang diantaranya dari Desa Tamansari dan Desa Jipang. Harapannya dengan segala usaha untuk menekan angka kematian ibu hamil yang telah dilakukan oleh Puskesmas Karanglewas, tahun ini angka kematian ibu di Kecamatan Karanglewas bisa nol.

Hal ini sesuai target dari Pj Bupati Banyumas, yaitu nol angka kematian ibu Kabupaten untuk tahun 2024. Dirinya memohon pada seluruh kepala desa, agar setiap bulan daftar ibu hamil risiko tinggi lebih diperhatikan, terutama bagi yang segera bersalin.

"Jangan sampai ketika harus bersalin karena tidak ada yang tahu bersalinnya ke tempat yang tidak seharusnya. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan maka dari puskesmas turut disalahkan," ingat dia.

Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, S.STP MSi mengatakan dengan angka kematian ibu hamil di Banyumas yang agak tinggi maka setiap ibu hamil resiko tinggi masuk dalam pantauan Dinas Kesehatan Banyumas.

Pemkab Banyumas berkomitmen untuk memastikan setiap ibu hamil yang akan melahirkan kondisi kesehatannya dalam keadaan prima, sehat dan melahirkan dengan selamat.

"Kita akan cek satu persatu supaya angka kematian ibu bisa ditekan sampai nol. Tidak ada lagi kejadian di Kabupaten Banyumas," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: