WHO Gelar Rapat Darurat, Kasus Cacar Monyet Meroket Jadi 100 Orang
Ilustrasi cacar monyet (Istimewa) JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet seiring kasus yang kian bertambah. Kini jumlahnya mencapai 100 kasus dikonfirmasi atau dicurigai di Eropa. Eropa menjadi benua yang paling terdampak. Kasus telah dilaporkan di setidaknya 9 negara yakni Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris. Lalu ditambah Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Otoritas pemerintah Spanyol melaporkan, saat ini 24 kasus baru pada terutama di wilayah Madrid. Pemerintah daerah menutup sauna yang terkait dengan sebagian besar infeksi. Sebuah rumah sakit di Israel merawat seorang pria berusia 30-an yang menunjukkan gejala yang konsisten dengan penyakit tersebut setelah baru saja tiba dari Eropa Barat. Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan jarang menyebar ke luar Afrika, sehingga rangkaian kasus ini memicu kekhawatiran. Namun, para ilmuwan tidak mengharapkan wabah tersebut berkembang menjadi pandemi seperti Covid-19, mengingat virus tersebut tidak menyebar semudah SARS-COV-2. Cacar monyet biasanya merupakan penyakit virus ringan, ditandai dengan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas. https://radarbanyumas.co.id/loh-usai-covid-19-dan-hepatitis-misterius-kini-muncul-cacar-monyet/ “Ini adalah wabah cacar monyet terbesar dan paling luas yang pernah terlihat di Eropa,” kata layanan medis angkatan bersenjata Jerman seperti dilansir dari Reuters, Minggu (22/5). Ilustrasi cacar monyet (Istimewa) Pertemuan komite Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) darurat membahas masalah ini adalah Kelompok Penasihat Strategis dan Teknis tentang Bahaya Menular dengan Potensi Pandemi dan Epidemi (STAG-IH). WHO khawatir risiko infeksi yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan global. Ahli dari Robert Koch Institute Fabian Leendertz menggambarkan wabah itu sebagai epidemi. Ia berharap kasus-kasus itu dapat diisolaso dengan serius. “Namun, sangat kecil kemungkinan epidemi ini akan berlangsung lama jika kasus-kasus tersebut dapat diisolasi dengan baik melalui contact tracing dan ada juga obat-obatan dan vaksin efektif yang dapat digunakan jika diperlukan,” katanya. (jawapos/ali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: