Pasien Diabetes Tetap Ingin Puasa? Simak Baik Tips Berikut

Pasien Diabetes Tetap Ingin Puasa? Simak Baik Tips Berikut

JAKARTA - Bagi pasien diabets yang ingin melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Sebab kondisi masing-masing pasien diabetes tentu berbeda satu dengan lainnya. Ada pasien diabetes yang gula darahnya terkontrol cukup dengan pola makan atau intervensi obat. Namun, ada juga pasien diabetes yang tergantung pada insulin. Dengan kondisi ini, jangan sampai puasa memperparah kondisi pasien diabetes. Maka ada beberapa tatalaksana dan panduan untuk mengurangi risiko selama berpuasa di bulan Ramadan. Puasa hukumnya wajib bagi umat Islam. Namun, ada pengecualian bagi diabetisi. Apalagi tahun ini sedang dilanda pandemi Covid-19 yang membuat pasien diabetes menjadi salah satu kelompok yang rentan terkena virus itu. “Saya tahu bahwa bulan Ramadan adalah waktu yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Bulan suci ini akan sangat berbeda tahun ini karena wabah Coronavirus. Oleh karena itu, lebih penting daripada sebelumnya untuk memastikan bahwa orang yang hidup dengan diabetes hanya berpuasa setelah mendiskusikannya terlebih dahulu dengan tim dokter,” kata Pakar kesehatan dr. Waqas Tahir, dari Act as One dan West Yorkshire Health and Care Partnership seperti dilansir dari laman Diabetes.org.uk, Selasa (5/4). “Puasa bisa berbahaya jika Anda menderita diabetes tak terkontrol karena dapat menyebabkan masalah kesehatan,” tegasnya. https://radarbanyumas.co.id/perhatikan-pola-makan-2-obat-ampuh-atasi-asam-urat-nyeri-sendi-auto-hilang/ Risiko Puasa 1. Jika Anda memiliki komplikasi yang terkait dengan diabetes, seperti penglihatan yang buruk atau penyakit jantung atau ginjal, risiko ini sangat tinggi dan Anda harus secara serius mempertimbangkan untuk tidak berpuasa. 2. Bagi penderita diabetes yang menggunakan obat atau insulin tertentu, puasa bisa membawa risiko hipoglikemia (gula darah drop). Jika Anda merasa mengalami hipo, Anda harus berbuka puasa dan minum cairan manis yang diikuti oleh makanan bertepung karena jika tidak, bisa berakibat fatal. 3. Anda dapat mengembangkan kadar glukosa darah menjadi lebih tinggi selama puasa jika tidak minum obat yang diresepkan atau jika kurang aktif secara fisik dari biasanya. Risikonya dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik (DKA), suatu kondisi serius yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Lalu jika pasien diabetes memutuskan untuk berpuasa setelah berkonsultasi dengan dokter, apa saja pedomannya? Tapi ingat, kondisi ini harus dikontrol ketat dan tak boleh sembarangan. Jika tidak, akan berakibat fatal. 1. Jika Anda menggunakan insulin, Anda akan membutuhkan lebih sedikit insulin sebelum memulai puasa. 2. Jenis insulin juga perlu diubah dari jenis yang biasa Anda gunakan. 3. Insulin pra-campuran tidak dianjurkan selama puasa 4. Sebelum memulai puasa, Anda harus memasukkan makanan yang lebih lambat diserap (GI glikemik indeks rendah), bersama dengan buah dan sayuran. 5. Periksa kadar glukosa darah lebih sering daripada biasanya 6. Saat berbuka puasa, hanya makan dalam jumlah sedikit, dan hindari makan makanan manis atau berlemak 7. Cobalah untuk makan tepat sebelum fajar, ketika Anda memulai puasa hari berikutnya. 8. Di akhir puasa, Anda harus minum banyak cairan bebas gula dan tanpa kafein untuk menghindari dehidrasi. (jawapos/ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: