Sering Gunakan Ponsel Sebabkan Tumor Otak? Ini Kata Peneliti

Sering Gunakan Ponsel Sebabkan Tumor Otak? Ini Kata Peneliti

JAKARTA - Telepon seluler atau ponsel sudah digunakan sejak lama. Pasalnya ponsel dapat memudahkan komuniasi seseorang dari tempat satu ke tempat lainnya secara mudah. Namun begitu, penggunaan ponsel kerap dikaitkan dengan tumor otak. Informasi tersebut sudah terdengar sejak tahun 90an. Bahkan hingga saat ini, mungkin masih saja ada orang yang meyakini kaitan antara radiasi ponsel dengan tumor otak. Namun menurut sebuah studi terbaru, sebagaimana dilakukan peneliti dari Oxford University, tidak ditemukan adanya kaitan antara keduanya. "Temuan ini menguatkan bukti yang menyebutkan bahwa penggunaan ponsel tidak meningkatkan risiko seseorang terkena tumor (otak di kemudian hari)," kata Kristin Pirie seperti dikutip FIN dari The Sun. Temuan ini menurut Kristin Pirie, melibatkan data lebih dari 700 ribu wanita di UK, berusia di atas 50 tahun. Meski begitu, bukan berarti orang sah-sah saja berlama-lama dengan penggunaan ponsel harian mereka. https://radarbanyumas.co.id/smartphone-lemot-saat-digunakan-begini-sob-cara-mengatasinya/ Menurut Dr Joachim Schuz, dari International Agency for Research on Cancer, meski tidak ditemukan adanya kaitan sekarang ini, namun temuan lain di masa depan mungkin terbukti lain. Sebuah studi di Inggris, mengklaim menemukan cara baru mengenali tumor otak. Cara itu dapat dilakukan hanya dengan prosedur yang cukup sederhana, yakni tes darah. Terobosan baru ini pertama kalinya diperkenalkan ahli medis kepada dunia. Seperti dilaporkan The Guardian, tumor otak dapat dikenali hanya lewat satu proses mudah dan terdeteksi secara akurat, mendekati 90 persen. Temuan penting itu dirilis Dr Matthew J. Baker dan kolega dari Department of Pure and Applied Chemistry di University of Strathclyde Glasgow, Inggris Raya, pada jurnal Nature Communications. Dr. Paul Brennan, dosen senior dan juga konsultan bedah saraf di University of Edinburgh menjelaskan, diagnosa tumor otak pada dasarnya bukanlah sebuah proses yang mudah. Namun dengan teknologi ini, mereka mampu membuatnya menjadi simpel. Tanpa label, non invasif dan non destruktif, cara ini mampu menganalisa profil biokimia dari sampel darah, tanpa harus melakukan persiapan ekstensif sebelumnya. Proses ini sekaligus memangkas waktu pemeriksaan menjadi lebih cepat dan efisien. (FIN/ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: