Strawberry Parents, Strategi Mengasuh Anak untuk Mengembangkan Kreativitas Mereka

 Strawberry Parents, Strategi Mengasuh Anak untuk Mengembangkan Kreativitas Mereka

Strawberry Parents, Strategi Mengasuh Anak untuk Mengembangkan Kreativitas Mereka-Freepik-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Mengasuh anak bukanlah tugas yang sederhana, dibutuhkan pengetahuan yang tinggi untuk memberikan panduan, dukungan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak. Setiap orangtua memiliki cara unik dalam mendidik anak, dan bahkan pengalaman pribadi masing-masing. Gaya parenting yang diterapkan oleh orangtua memiliki dampak yang berbeda pada pembentukan karakter anak.

Salah satu gaya parenting yang menarik perhatian adalah strawberry parents. Terkenal karena namanya yang unik, strawberry parents diyakini mewakili pola asuh yang dapat menghasilkan generasi strawberry, sebuah istilah yang berasal dari Taiwan untuk merujuk pada generasi baru yang dianggap rapuh dan lembut seperti buah strawberry.

Sama seperti pola asuh permisif, strawberry parents mencerminkan suatu pendekatan yang melibatkan perhatian dan kasih sayang yang besar. Strawberry parents menciptakan generasi yang kreatif namun rentan terhadap keputusasaan dan mudah merasa tersinggung. Mereka memiliki kecenderungan untuk bergantung pada orang lain dan lebih rentan terhadap tekanan serta stres yang mungkin mereka alami.

Ciri-Ciri Strawberry Parents

Berikut beberapa ciri pola asuh strawberry parents yang dapat membentuk generasi strawberry, antara lain:

BACA JUGA:9 Tips Parenting pada Anak dari Keluarga Broken Home, Jadi Berkembang dengan Baik!

BACA JUGA:Mengenal Pola Asuh Anak Uninvolved Parenting

1. Memenuhi semua keinginan anak

Memberikan segala keinginan anak, terutama yang bukan kebutuhan esensial, merupakan ciri pola pengasuhan yang kurang sehat. Anak perlu diajarkan untuk memahami bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi. Orangtua harus tetap memiliki kewibawaan untuk menetapkan batasan, sambil mengajarkan anak membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

2. Tidak menerapkan hukuman pada anak

Hukuman tidak selalu harus bersifat fisik; orangtua perlu mampu memberikan kritik konstruktif kepada anak, menetapkan batas-batas perilaku, dan menjelaskan konsekuensi dari tindakan mereka. Kehidupan tanpa aturan membuat anak merasa bahwa segala tindakan yang dilakukannya selalu benar. Oleh karena itu, memberikan hukuman yang sesuai dan mengajarkan konsekuensi dari setiap tindakan menjadi penting dalam proses pengasuhan.

3. Menggantikan waktu dengan uang sebagai bentuk kompensasi

Kadang-kadang, orangtua yang sangat sibuk dengan pekerjaan cenderung menganggap uang sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. Mereka sering kali mengorbankan waktu bersama dengan memberikan materi atau memanjakan anak-anak mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada yang dapat menggantikan nilai waktu yang dihabiskan bersama dengan anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: