Balita Lebih Kenal Gadget, Budaya Membaca Mulai Luntur
PURWOKERTO - Membaca harus diakui bukan lagi kesenangan anak-anak saat ini. Sebab anak-anak, bahkan balita, sekarang ini lebih dikenalkan gadget oleh orang tuanya. "Di usia dua tahun rata-rata anak mulai dikenalkan gadget. Jadi anteng sendiri dan sangat pasif," ujar Seto Mulyadi atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kak Seto, pada kegiatan Gerakan Budaya Baca Masyarakat Banyumas (Gebyarmas) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Purwokerto, Jumat (5/5) di IAIN Purwokerto. KENALKAN BUKU: Kak Seto saat menyampaikan pentingnya pengenalan buku kepada anak sejak bayi dalam acara Gebyarmas di IAIN Purwokerto Jumat (5/5) kemarin. Kak Seto menilai budaya membaca luntur karena anak sekarang lebih dikenalkan gadget sejak balita. (DIMAS PRABOWO/Radar Banyumas) Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu menghimbau pada para orang tua tidak hanya menyediakan perlengkapan bayi seperti popok, susu, selimut. Tapi juga buku. Menurutnya, buku yang diberikan pada bayi bisa dalam bentuk kain, sehingga dapat dibolak-balik tapi tidak mudah sobek. Setelah menginjak usia dua tahun, dan anak sudah mulai memahami lingkungannya, mulai diberikan buku yang dibuat dengan karton. Selain itu juga bisa dibuat untuk mainan. "Misal dijadikan tempat tidur boneka. Jadi anak menjadi tertarik dan saat mainannya sudah dilepas anak akan merasa tertarik untuk membacanya," ujar Kak Seto. Kak Seto mengingatkan, membangun minat baca dan mengkondisikan buku dekat pada anak harus dilakukan sejak masih bayi. Jika dikenalkan saat menginjak pendidikan di TK, dikatagorikan sudah terlambat. Kak Seto menuturkan, dari orang tua juga perlu memberikan contoh membaca buku. Dapat juga membacakan cerita pada anak dengan cara yang menarik, bisa dengan menyanyi. Sehingga lama-lama anak semakin jatuh cinta pada buku. Sementara itu, berkaitan dengan Hari Buku Nasional yang sebenarnya jatuh setiap 23 April, Kak Seto mengharapkan dapat meningkatkan peringkat baca pada anak-anak Indonesia. Sekarang ini minat baca anak-anak Indoensia berada di peringkat tiga dari bawah, untuk negara ASEAN. "Kegemaran membaca bisa membuka dunia lebih luas dan menghindarkan dari hal-hal negatif seperti tawuran, seks bebas, penggunaan narkoba, dan geng motor karena semua hal-hal baik bisa dipekenalkan melalui buku," tuturnya. Asisten Direktur BI Kantor Perwakilan Purwokerto, Fadhil Nugroho menambahkan, pelaksanaan Pekan Buku ini merupakan kali kedua. Kegiatan ini bertujuan angkat dunia pendidikan informal bersama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Banyumas. "Kami harap, di kemudian hari bisa ada peran serta pemerintah daerah, para aktivis, perusahaan, perbankan, dan pelaku pendidikan agar lebih diperhatikan gerakan gemar membaca," kata Fadhil. Acara Gebyarmas selain diisi talkshow edu parenting bersama Kak Seto yang dibuka Jumat (5/5) akan berlangsung hingga Minggu (7/5) mendatang. Selain pameran UMKM juga diisi aneka lomba, panggung kreasi seni budaya dan juga gerakan buku. Pada Minggu (7/5) juga akan diadakan talk show bersama sastrawan, buyawan, penulis sekaligus pustakawan.(ely/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: