Kisah Muhtar yang Mengajar SMA 1 Kampung Laut, Masuk Pulau Terluar di Cilacap, Harus Start Pagi Buta, di Sekol

Kisah Muhtar yang Mengajar SMA 1 Kampung Laut, Masuk Pulau Terluar di Cilacap, Harus Start Pagi Buta, di Sekol

TIDAK MUDAH : Siswa SMA 1 Kampung Laut saat pulang sekolah. Guru SMA 1 Kampung Laut mengaku memiliki pengalaman tidak mengenakan saat pertama kali mengajar di SMA yang belum genap 15 tahun tersebut. NASRULLOH/RADARMAS Mengajar di pulau terluar, dengan budaya dan tradisi yang berbeda dengan masyarakat daratan memiliki tantangan tersendiri. Seperti dialami Muhtar, guru agama SMA 1 Kampung Laut. NASRULLOH, Cilacap Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah merupakan gugusan pulau-pulau kecil di Segara Anakan yang membentuk beberapa desa. Diantaranya seperti Desa Ujungalang, Desa Ujunggagak, Desa Klaces dan Desa Panikel. Secara letak geografisnya, Kampung Laut berada disisi Barat Jawa Tengah dan berbatasan dengan Jawa Barat. Setidaknya terdapat sekitar 14 ribu jiwa penduduk di empat desa yang ada di Kampung Laut yang mayoritas bekerja sebagai nelayan, petani dan buruh serabutan. Sebagai transportasi utama masyarakat di Kampung Laut yakni menggunakan perahu compreng yang dapat ditempuh dalam waktu 2,5-3 jam perjalanan dari Kota Cilacap. Ya, Muhtar asal Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB. Dia mesti start cukup pagi karena melakukan dua perjalanan. Pertama perjalanan darat dari Sampang ke Dermaga Sleko, kemudian perjalanan laut dari Sleko ke Klaces Kampung Laut. https://radarbanyumas.co.id/warung-di-kampung-laut-kesulitan-dapat-uang-pecahan/ Aktivitas tersebut sudah dijalani 14 tahun atau sejak 2008 lalu. TIDAK MUDAH : Siswa SMA 1 Kampung Laut saat pulang sekolah. Guru SMA 1 Kampung Laut mengaku memiliki pengalaman tidak mengenakan saat pertama kali mengajar di SMA yang belum genap 15 tahun tersebut. NASRULLOH/RADARMAS Dengan jarak tempuh yang tidak pendek, Muhtar absen kehadiran ke sekolah saat akan berangkat dari Dermaga Sleko bersama guru yang lain sekitar pukul 07.00. Jam pelajaran baru dimulai setelah guru sampai di Kampung Laut sekira pukul 09.00. "Kita absen di Dermaga Sleko, karena rata-rata guru di sini (SMA Kampung Laut) dari luar kecamatan semua," kata dia, Selasa (22/3). Muhtar menceritakan, awal mengajar di Kampung Laut tidaklah mudah. Dia mengajar pelajaran agama kepada para siswa SMA di Kampung Laut. Di awal periode mengajar, tidak sedikit siswa yang ketika diajar agama dirinya malah menantang berkelahi. "Pernah saya ketika sedang mengajar, siswa di belakang bilang 'gurune kepruki bae yuh (gurunya pukuli saja yuh)," cerita dia. Satu contoh kasus lain, ketika dia mendapati sejumlah siswanya yang berambut gondrong dan memintanya untuk cukur, tetapi malah ditantang balik. TIDAK MUDAH : Siswa SMA 1 Kampung Laut saat pulang sekolah. Guru SMA 1 Kampung Laut mengaku memiliki pengalaman tidak mengenakan saat pertama kali mengajar di SMA yang belum genap 15 tahun tersebut. NASRULLOH/RADARMAS "Murid bilang, 'cukur saya anda dalam masalah. Mending tidak sekolah daripada potong rambut," tetapi alhamdulillah tidak terjadi apa-apa," dia menambahkan. Pekerjaan yang tidak muda ialah bagaiamana mengubah mindset para siswa. "Pas awal itu kaya terlalu berat. Tetapi kita terus berkomitmen ayo berubah, mulai tahun 2011 ke sini sudah lebih baik," jelas dia yang kerap pulang saat Maghrib ini. Kepala Sekolah SMAN 1 Kampung Laut Drs Sukoya mengungkapkan, mengajar di Kampung Laut berhadapan dengan dua tantangan. Pertama tantangan alam, dan kedua tantangan karakter murid yang menurut dia unik dan apa adanya. Cerita apa adanya para murid di antaranya terjadi saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir di Kampung Laut. Ganjar saat itu menawarkan dua pilihan kepada para murid, untuk memilih kaos atau memilih buku, dan siswa memilih kaos. "Kalau di darat mungkin anak-anak akan lebih memilih buku yah, karena untuk belajar, tetapi di sini lebih memilih kaos. Mereka bilang 'milih kaos saja lah, buku buat apa males baca. Jadi mereka apa adanya sekali," kata dia. TIDAK MUDAH : Siswa SMA 1 Kampung Laut saat pulang sekolah. Guru SMA 1 Kampung Laut mengaku memiliki pengalaman tidak mengenakan saat pertama kali mengajar di SMA yang belum genap 15 tahun tersebut. NASRULLOH/RADARMAS Satu yang lucu, banyak dari siswa merasa Kampung Laut adalah sebuah kabupaten tersendiri. Hal tersebut muncul ketika ditanya sebutkan kabupaten di luar Cilacap, mereka bilang ada Kabupaten Cipari, Kabupaten Sidareja. "Itu anak-anak pemahamannya seperti itu. Itu mungkin karena di sini merasa terisolir," ungkap dia. Pemahaman seperti itu menurut dia wajar, mengingat listrik belum lama muncul di Kabupaten Cilacap, belum lagi jaringan informasi atau internet yang tidak mudah. "Informasi terbatas di sini. Mungkin mereka punya HP, punya uang buat kuota, tetapi sinyalnya tidak ada," ujar dia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: