PTM di Purbalingga Terapkan Sistem Shifting, Seluruh Siswa Berangkat

PTM di Purbalingga Terapkan Sistem Shifting, Seluruh Siswa Berangkat

PROKES : Pelaksanaan PTM di Kabupaten Purbalingga. (ISTIMEWA) PURBALINGGA - Sejumlah sekolah di Kabupaten Purbalingga mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, pekan ini. Meski demikian, masih diberlakukan pembatasan jumlah siswa di ruang kelas. Sehingga dilakukan sistem shifting atau kelas bergiliran sesuai dengan absensi. Seperti yang dilaksanakan SD Negeri 1 Purbalingga Lor. Sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Purbalingga ini, setiap hari seluruh siswa berangkat sekolah. Namun, dibagi dua shifting pembelajaran setiap kelas. Yakni pukul 07.30 WIB hingga Pukul 09.30 WIB, serta Pukul 09.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Pelaksanaan PTM 100 persen, meski masih dengan sistem shifting disanbut gembira oleh orang tua siswa. Seperti yang diungkapkan Prima, salah satu orang tua siswa di SDN 1 Purbalingga Lor. "Kami sudah menunggu lama momen seperti ini. Anak-anak masuk sekolah setiap hari. Meski waktu belajar dikurangi, kami tetap mendukung PTM seperti ini," katanya, Senin (10/1). Dia mengakui, selama ini pembelajaran daring kurang efektif untuk pembelajaran siswa. "Anak jauh lebih mudah memahani pelajaran yang diberikan, jika guru yang mengajar. kalau diajari kami selaku orang tua mereka kadang tidak mudah mengerti," ujarnya. Berbeda dengan SDN 1 Purbalingga Lor yang sudah melaksanakan PTM 100 persen, SMPN 1 Purbalingga masih belum melaksanakan. Namun, jam belajar siswa di sekolah jauh lebih lama dibandingkan sekolah yag sudah PT 100 persen. Total siswa berada di sekolah untuk belajar selama 4 jam. https://radarbanyumas.co.id/ptm-100-persen-di-purbalingga-tunggu-level-1/ Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setiadi mengatakan, sejumlah sekolah di Purbalingga sudah melaksanakan PTM 100 persen. Meski, pelaksanananya di lapangan masih terjadi pembatasan jumlah siswa dalam satu kelas. "Sebenarnya tetap saja 100 persen. Hanya jam masuknya dibagi dua waktu menurut absensi. Hal itu dilakukan karena kami masih membatasi jumlah siswa yang berangkat dalam satu kelas," katanya. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: