Bob Marley Menjadi Simbol Lagu Reggae dan Perdamaian yang Menggetarkan Dunia, dengan Musiknya yang Penuh Makna

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Bob Marley, nama yang melambangkan semangat reggae dan ketidakbercengkramaan politik, tetap menjadi salah satu ikon musik terbesar dalam sejarah.

Lahir pada 6 Februari 1945, di Nine Mile, Jamaica, Marley tumbuh di lingkungan yang dipenuhi dengan pengaruh musik dan budaya Rastafari yang kuat.

Awal Kehidupan yang Penuh Tantangan

Bob Marley menghadapi sejumlah tantangan di awal kehidupannya. Dalam keluarganya, ia merupakan satu-satunya anak yang lahir dari hubungan pasangan yang tidak menikah. Pada usia muda, ia pindah ke Kingston, ibukota Jamaica, untuk mengejar kariernya dalam dunia musik. Di sana, ia terjun ke dalam dunia studio rekaman dan mulai merekam bersama The Wailers, grup musik yang kemudian menjadi ikonik.

BACA JUGA:Njagong di Djagongan Community Cafe Ditemani Musik Reggae

 

BACA JUGA:Ingat Sampul Album Ini? Si Anak Itu Ajukan Gugatan ke Nirvana, Tapi Ditolak, Ini Ceritanya

Pembentukan The Wailers dan Pengaruh Rastafari

The Wailers terbentuk dengan anggota kunci, termasuk Peter Tosh dan Bunny Wailer. Bersama, mereka menciptakan suara reggae yang khas, yang menggabungkan elemen-elemen musik ska dan rocksteady. Namun, tidak hanya tentang musik, Bob Marley juga menyampaikan pesan Rastafari dalam liriknya, mempromosikan perdamaian, persatuan, dan pembebasan.

Pengaruh Rastafari terlihat jelas dalam penampilan Marley yang dihiasi dreadlocks, pakaian warna-warni, dan pesannya tentang kesatuan manusia. Gaya hidup Rastafari-nya bukan hanya tentang keyakinan spiritual tetapi juga menjadi fondasi dari pesan cinta dan persatuan yang dia sampaikan melalui musiknya.

Reggae Membawa Pesan: "One Love" dan "Redemption Song"

BACA JUGA:10 Rekomendasi Lagu Oasis Paling Populer yang Wajib Masuk Playlist Spotify Kamu !

BACA JUGA:Mengarungi Aliran Psychedelic Pop dengan Band Tame Impala

Bob Marley tidak hanya menjadi bintang reggae tetapi juga seorang penyair yang berbicara tentang perubahan sosial dan ketidakadilan melalui lirik-liriknya yang penuh makna. "One Love" menjadi himne persatuan dan cinta, sementara "Redemption Song" menghadirkan kesan pribadi Marley tentang kebebasan dan pembebasan. Dalam lagu-lagunya, ia sering menyuarakan perlawanan terhadap sistem dan mengecam ketidakadilan.

Puncak Popularitas dengan "Legend"

Album "Legend," yang dirilis pada tahun 1984, tiga tahun setelah kematian Marley, menjadi penanda puncak popularitasnya. Album ini mengumpulkan sejumlah lagu hitnya, termasuk "Three Little Birds," "Buffalo Soldier," dan "No Woman, No Cry." "Legend" telah terjual lebih dari 20 juta kopi di Amerika Serikat dan lebih dari 33 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya salah satu album terlaris sepanjang masa.

Kontroversi dan Kematian

BACA JUGA:5 Rekomendasi Lagu Tahun Baru untuk Menambah Keseruan Momen Pergantian Tahun 2024!

BACA JUGA:5 Lagu Michael Learns To Rock (MLTR) Terbaik, Bikin Kangen Vibes 90-an

Pada tahun 1976, Marley mengalami percobaan pembunuhan yang menimbulkan kontroversi besar di Jamaica. Meskipun dia selamat dari serangan tersebut, insiden ini mencerminkan ketegangan politik yang ada di negara tersebut. Marley sendiri tidak ingin terlibat dalam politik, namun, takdir berkata lain.

Pada 11 Mei 1981, Bob Marley meninggal dunia akibat kanker yang telah menyebar. Walaupun hidupnya singkat, warisannya terus hidup melalui musik reggae yang menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun telah meninggalkan dunia, ia tetap hidup dalam hati penggemarnya melalui lirik-lirik yang mendalam dan pesan cintanya.

Warisan Abadi

Bob Marley telah menciptakan warisan abadi dalam dunia musik, menjadi simbol reggae yang tak tergoyahkan. Melalui musiknya, ia tidak hanya mengubah lanskap musik dunia tetapi juga meninggalkan pesan universal tentang cinta, perdamaian, dan kebebasan. Bob Marley, legenda yang tidak hanya hidup melalui catatan-catatan musiknya tetapi juga melalui semangat perubahan yang ia anut dan tuntutkan dalam kehidupannya. (raf)

Sumber: