Satgas Covid Temukan Sanitasi Madrasah Bermasalah di Banyumas

Satgas Covid Temukan Sanitasi Madrasah Bermasalah di Banyumas

PANTAU SANITASI: Tim Satgas Covid-19 dari Dinkes Banyumas saat mendokumentasikan kolam tempat buangan tinja di 1 madrasah saat tinjauan PTM terbatas, Selasa (21/9). Yudha Iman Primadi/Radarmas PURWOKERTO - Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Banyumas, Selasa (21/9) meninjau pelaksanaan PTM terbatas di 7 MI & MTs di wilayah Kedungbanteng & Karanglewas. https://radarbanyumas.co.id/orang-tua-langgar-aturan-ptm-masuk-lingkungan-sekolah/ Pantauan Radarmas di lapangan, 1 temuan mengagetkan di 1 madrasah yaitu beberapa toilet yang ada di lingkungan madrasah tersebut, pembuangan tinjanya tidak memenuhi syarat dan bisa berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan. Kasi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Banyumas, Anton Ari Wibowo, SKM M.Kes mengatakan solusi dari temuan tersebut yaitu segera dibuatkan septic tanknya. Pembuangan tinja tidak boleh langsung ke kolam. "Solusinya ya dibuat septic tank," katanya kepada Radarmas di lokasi. Anton dalam penyampaian evaluasinya saat pengumuman hasil peninjauan dari sisi kesehatan di lab komputer madrasah menyayangkan ditengah gencarnya upaya Pemkab Banyumas dalam upaya mencapai sanitasi total melalui pemberdayaan masyarakat, sebagian toilet di salah satu madrasah yang sudah melaksanakan PTM terbatas justru masih seperti itu. "Persoalan sanitasi penting sekali. Harus saya sampaikan," terang dia. Anton mengapresiasi telah tersedianya sarpras yang mendukung prokes di madrasah mulai alat-alat cuci tangan pakai sabun (CTPS) sampai thermogun. Himbauannya untuk tulisan-tulisan pengingat prokes dapat lebih diramaikan. Kemudian tanda-tanda jaga jarak dengan silang di beberapa kursi juga dilengkapi. "Untuk ruang kelas tak terkecuali ruang guru baiknya tidak memakai kipas angin dan buka jendela. Sediakan tempat sampah yang tertutup," ingat dia. Diakhir penyampaian, dia juga menyampaikan beberapa laporan rekan terkait penyelenggaraaan PTM yang sudah berlangsung pada dirinya bahwa ada guru yang saat mengajar maskernya tidak dipakai dengan alasan nafasnya terasa pega. Selain itu karena pertimbangan suara yang kurang jelas jika memakai masker, ada permintaan untuk membuka masker saat mengajar. "Jaga kepercayaan pemerintah yang telah mengijinkan PTM terbatas. Pandemi belum sepenuhnya berakhir," pungkas Anton. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: