Tanpa Sinyal, Siswa SD N 4 Kalisat Kalibening Gunakan Satelit Lapan untuk Pembelajaran
INOVATIF: Pemasangan antena untuk pembelajaran siswa di daerah tanpa sinyal. DARNO/RADARMAS BANJARNEGARA - Siswa SD Negeri 4 Kalisat Kidul Kecamatan Kalibening melaksanakan pembelajaran melalui SSTV Satelit IO-86 LAPAN A2 ORARI. Uji coba penggunaan satelit ini dilakukan oleh mahasiswa peserta program Kampus Mengajar di SD tersebut, Sabtu (3/4). https://radarbanyumas.co.id/jelang-tatap-muka-350-guru-di-banjarnegara-ikuti-rapid-antigen/ Penggunaan satelit ini untuk mengatasi kendala utama yang dihadapi yaitu sulitnya jaringan internet di daerah tersebut. Di Banjarnegara ada sekitar 100 mahasiswa yang diterjunkan di 16 SD dengan klasifikasi 3T. Mahasiswa PGSD Unnes yang ditugaskan di SDN 4 Kalisat Kidul Havid Adhitama mengatakan, uji coba SSTV bukan tanpa alasan lantaran sekolah tersebut benar-benar terisolir dari sinyal komunikasi digital. “Disini sinyal untuk akses internet tidak ada. Jangankan internet, untuk SMS saja tidak bisa. Siswa dan guru kesulitan untuk berkomunikasi dan mengakses media dari daerah lain. Cukup memprihatinkan melihat kondisi ini, guru mesti menuju ke daerah lain dengan akses jalan yang sulit untuk mengambil LK ataupun bahan pembelajaran di kelas,” ungkap Havid. Dengan adanya kendala ini, dia bersama rekan satu timnya berinisiatif melakukan uji coba berkirim media melalui mode SSTV. “Kami mencoba sebuah terobosan untuk mengatasi masalah ini, agar kedepan guru yang mengajar disini tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan selembar LK ataupun bahan ajar," ungkapnya. Dalam uji coba ini, mahasiswa berkerjasama dengan LAPAN RI dan AMSAT-ID melalui Organisasi Amatir Radio Indonesia. “Sebelumnya kami berkoordinasi dengan LAPAN untuk diberikan slot khusus SSTV Satelit IO86. LAPAN sangat mendukung gagasan kami. Kami menerima media tersebut di lokasi kami mengajar, sedangkan pengirimnya berada di Jakarta yaitu stasiun YD0NXX. Ini murni tanpa internet, kami menerimanya pada downlink satelit IO-86 di 435.880mhz,” terangnya. Dikatakan, untuk berkirim media seperti ini tidak harus melalui satelit LAPAN ataupun radio amatir berizin. Pemerintah bisa berkerjasama dengan RRI untuk mentransmisikan SSTV melalui radio siaran biasa. Sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat dengan perangkat yang sederhana. Secara teknis, pengirim mengubah gambar menjadi suara. Kemudian suara tersebut dikirim ke satelit IO-86 melalui radio di frekuensi Uplink. Kemudian suara tersebut diterima melalui frekuensi downlink yang diubah menjadi gambar kembali melalui aplikasi decoder SSTV. "Sebenarnya fitur satelit ini biasa digunakan untuk komunikasi darurat dalam kebencanaan di Indonesia, tetapi kami diberikan izin oleh LAPAN untuk mencobanya pada bidang pendidikan,” ungkapnya. (drn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: