Meresahkan, Honor Guru WB Belum Cair di Banyumas, Kepala Sekolah Bayar Pakai Uang Pribadi

Meresahkan, Honor Guru WB Belum Cair di Banyumas, Kepala Sekolah Bayar Pakai Uang Pribadi

RAPAT: Rapat antara pihak Korwilcam dengan kepala sekolah di Cilongok yang juga membahas kejelasan pencairan honor GWB dari BOS dan APBD, Rabu (3/3). YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS PURWOKERTO - Keresahan yang muncul dari sebagian Guru Wiyata Bhakti (GWB) SD di Banyumas karena tak kunjung cairnya honor dari APBD Banyumas dan BOS, diredam oleh kepala sekolah dengan membayar honor GWB memakai uang pribadi. Seperti di Korwilcam Dindik Cilongok, Kepala SDN 2 Sokawera rela mengeluarkan uang pribadinya untuk membayar honor GWB sebesar UMK. https://radarbanyumas.co.id/guru-honorer-diperjuangkan-masuk-prioritas-pppk/ Kepala SDN 2 Sokawera, Sudirno mengatakan, honor dari APBD untuk 2 GWB di sekolahnya dengan masa kerja dibawah 2 tahun sampai Rabu (3/3) belum cair. Begitupun dengan BOS. Belum turunnya semua sumber pembayaran honor GWB tentu menimbulkan keresahan di kalangan pendidik. "Agar tidak menunggak sementara pakai uang saya membayar honor GWB bulan Januari dan Februari," katanya ketika ditemui Radarmas, Rabu (3/3). Sudirno menjelaskan dengan keterbatasan uang pribadinya, sekolah juga menjalin MoU dengan Koperasi Guru Asistenan Cilongok (KOGAT) mengcover pembayaran honor GWB untuk bulan Maret. Tindak lanjut MoU tersebut, KOGAT menggelontorkan pinjaman tanpa bunga senilai lebih dari Rp 3 juta langsung kepada para GWB. "Di sekolah saya (2 Sokawera) ada 4 GWB. 2 dibayar APBD dan 2 dibayar BOS," terang dia. Dirinya berharap baik BOS maupun APBD kabupaten untuk membayar honor GWB segera cair meski persoalan honor GWB sudah ditalangi dari uang pribadinya dan pinjaman KOGAT. Untuk pinjaman koperasi sendiri tidak ada paksaan bagi GWB untuk mengambilnya. Semua dikembalikan kepada GWB bersangkutan. Sabar menunggu honor cair atau tidak. "Honor dari APBD pasti cair. Tidak mungkin hangus," pungkas Sudirno. Ketua KOGAT, Untung Siswanto mengatakan, pinjaman yang digelontorkan sifatnya membantu demi kemanusiaan. Tidak ada bayar jasa yang ditarik. Tujuannya agar GWB di wilayah Cilongok yang membutuhkan, di tengah belum jelasnya pencairan honor masih mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dirinya yang juga seorang pengawas SD, saat datang ke sekolah-sekolah tahu bagaimana keresahan sebagian GWB. "Kami sudah membantu pinjaman 100an GWB di Cilongok yang diajukan oleh masing-masing kepala sekolah. Bantuan langsung diambil tunai di kantor KOGAT. Tidak lewat sekolah," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: