Simulasi Belajar Tatap Muka SMA/SMK Jateng: Batasi Kuota, Hanya 3 Jam

Simulasi Belajar Tatap Muka SMA/SMK Jateng: Batasi Kuota, Hanya 3 Jam

Simulasi hari pertama tatap muka di sekolah dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, kemarin (7/9). (DISKOMINFO JATENG) SEMARANG - Tujuh SMA/SMK Jateng mulai melakukan simulasi pembelajaran tatap muka, Senin (7/9). Uji coba dilakukan dengan membatasi jumlah jam belajar hanya tiga jam dan kuota siswa maksimal 100 orang dari jumlah total siswa. Seperti terlihat di SMKN 1 Temanggung. Dari total 2.131 siswa, saat simulasi hanya 72 siswa atau 3 persen yang belajar tatap muka. Sisanya masih mengikuti pembelajaran dalam jaringan (daring) atau online dari tempat masing-masing. Kepala SMKN 1 Temanggung Tri Setya Budi mengatakan, simulasi dilakukan selama dua pekan ke depan. “Untuk peserta didik sementara ada 12 siswa kali enam rombel (kelas). Sisanya pembelajaran jarak jauh. Kali ini siswa yang mengikuti pelajaran banyak yang praktik. Jam belajar dimulai pukul 08.00-11.00,” ujarnya. Tri Setya mengatakan, sebelum menyelenggarakan belajar tatap muka, manajemen sekolah telah membenahi fasilitas sekolah. Di antaranya, memberi jarak tempat duduk antarsiswa, membuat jalur khusus, hingga pembentukan pos pantau. Selain itu, pada tahap simulasi, pihaknya meliburkan aktivitas kantin sekolah. https://radarbanyumas.co.id/seluruh-sekolah-ditutup-lagi/ “Pos pantau ini untuk memantau pergerakan siswa agar tidak ada yang berkerumun. Ada juga pewarnaan jalur khusus pejalan kaki agar siswa bisa menjaga jarak dan mencegah berpapasan dengan siswa lain. Selain itu, ada tempat cuci tangan dan hand sanitizer,” paparnya. Hal serupa juga terpantau di SMAN 1 Parakan, Temanggung. Dari 921 murid, hanya sekitar 100 orang yang hadir pada simulasi pembelajaran tatap muka. Kepala SMAN 1 Parakan Ratna Herwanti mengatakan, pihaknya telah membuat satgas khusus yang menangani protokol kesehatan. Tugasnya mengingatkan kepatuhan siswa terkait penerapan masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Siswa SMAN 1 Parakan Lydia Amanda mengaku senang bisa kembali bersekolah, setelah tujuh bulan belajar daring. Murid kelas XII IPS II itu menyebut, sempat kikuk saat kali pertama masuk sekolah dengan penerapan protokol kesehatan. “Rasanya kurang terbiasa ketika masuk kemudian cuci tangan dan jaga jarak. Namun, itu juga melatih kebiasaan kita,” tutur gadis 17 tahun itu. Sementara di Kota Tegal, tiga sekolah juga menjalani simulasi tatap muka. Yakni SMAN 2, SMKN 2, dan SMA Pius. Maksimal 100 siswa di masing-masing sekolah. Revalina Anisa Ramadhani, siswi kelas XI IPS 4 SMAN 2 Tegal mengaku senang dengan dimulainya pembelajaran tatap muka. Dia bahkan bersedia bernyanyi di depan kelas untuk menghibur teman-temannya yang juga baru masuk sekolah. “Iya, rasanya senang sekali bisa sekolah dan bertatap muka lagi. Karena sejak ada Covid-19, pembelajaran dilakukan daring,” katanya, Senin (7/9). Menurutnya, sekolah tatap muka berbeda dengan sistem online. Selain mendapat penjelasan secara detil dan bebas bertanya, dia juga dapat bertemu dan berdiskusi dengan teman-temannya. “Kalau daring membosankan dan banyak tugas. Bahkan tugasnya sampai menumpuk,” lanjutnya. Gabriella Stevie Euodia, siswi SMA Pius Kota Tegal juga sudah merindukan pergi bersekolah. Dia mengaku senang bertemu teman-temannya, meski harus tetap memakai masker dan jaga jarak. “Senang sekali bisa bertemu teman-teman. Tapi tetap pakai masker dan jaga jarak,” tuturnya. Kepala SMA Pius Tegal Lidwina menuturkan, pihaknya telah mempersiapkan pembelajaran tatap muka sejak tahun ajaran baru. Sehingga segala kebutuhan untuk penetapan protokol kesehatan telah matang. “Sarana dan prasarana sudah kami siapkan sejak tahun ajaran baru. Mulai ruangan siswa, guru, ruang isolasi, dan sarana dan prasarana seperti cuci tangan, handsanitizer, juga alat cek suhu tubuh,” ucapnya. Jumlah yang mengikuti simulasi pembelajaran 100 siswa sesuai aturan dari pemprov. Selain itu, tidak ada aktivitas selain pembelajaran. Dimulai pukul 07.00-pukul 11.00. “Kantin sekolah juga tutup,” jelasnya. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Padmaningrum mengatakan, ada tujuh sekolah di Jawa Tengah yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka. “Tujuh sekolah itu di Kota Tegal, Wonosobo, dan Temanggung. Sekolah itu melaksanakan simulasi selama dua pekan, setelah itu kami evaluasi hasilnya seperti apa,” ujarnya. Untuk masing-masing sekolah, tambah dia, maksimal 100 siswa yang mengikuti simulasi. Sedangkan siswa lain tetap melakukan pembelajaran secara daring. “Kalau melihat langsung hari ini (kemarin), sekolah sudah bagus dengan penerapan protokol kesehatan,” ungkapnya. Dia berharap pembelajaran tatap muka tetap berlangsung membahagiakan tanpa ada beban bagi siswa maupun guru. “Harus tetap bahagia jangan ada beban. Tapi harus menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya. (eno/bun/ria/rs/ria/per/JPR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: