Penjualan Benang Antih Tradisional Tumanggal di Purbalingga Turun 1 Ton Sebulan

Penjualan Benang Antih Tradisional Tumanggal di Purbalingga Turun 1 Ton Sebulan

Prospek usaha benang antih Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan, seakan tak lekang oleh jaman.-AMARULLAH/RADARMAS-

PURBALINGGA ,RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Prospek usaha benang antih Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan, seakan tak lekang oleh jaman. Namun, benang dari hasil antih berbahan baku kapas ini, mengalami penurunan.

"Penjualan perbulan turun. Yaitu dari sebelumnya 5 ton, kini 4 ton. Saya rasa karena ada krisis ekonomi global," kata pengusaha benang antih Desa Tumanggal,  Saeful Yunianto, Selasa 31 Oktober 2023.

Lebih lanjut dikatakan, bahan baku yang mencukupi dan dukungan alat menjadi salah satu modal. Namun sayangnya kemampuan atau SDM masih menjadi kendala.

BACA JUGA:Hasilkan 2.000 Telur Per Hari, Omzet Tembus Jutaan Rupiah

"Kalau kain tenun dari benang antih yang sudah jadi banyak digunakan di hotel dan aksesoris rumah di Bali. Namun karena semua sedang krisis ekonomi global, maka kami juga ikut terpengaruh," tambahnya.

Ia menambahkan, benang antih yang dibuat kain tenun Tumanggal ini tidak hanya dikenal oleh warga Purbalingga, namun sudah dijual sampai ke luar kota, seperti Bali sebagai pasar utama. 

Usaha ini masih didukung produksi rumahan. Yaitu berada di rumah-rumah dengan tekun mengantih dan menggulung menjadi kumpulan benang dan ditenun menjadi selembar kain.

BACA JUGA:Tahun Depan, SMA Negeri 1 Cilongok Dibangun

"Kami tetap berupaya siap produk dan bahan baku. Jika krisis sudah pulih, akan lebih siap," tegasnya.

Ke depan, dirinya berharap produk yang pernah memenuhi pesanan 300 lembar kain tenun ke Amerika itu bisa kembali ekspor.

Sedangkan untuk menghasilkan ratusan lembar kain tenun mulai dari antih benang sampai jadi ratusan kain, dibutuhkan waktu lebih dari sebulan. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: