Status Aktivitas Naik, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup Hingga Waktu yang Belum Ditentukan

Status Aktivitas Naik, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup Hingga Waktu yang Belum Ditentukan

Pendaki Gunung Slamet tengah melewati jalur Bambangan, Desa Kutabawa, beberapa waktu lalu.-ADITYA WISNU WARDANA/RADARMAS-

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Naiknya status aktivitas Gunung Slamet dari Level I atau Normal ke Level II atau Waspada, berimbas terhadap penutupan jalur pendakian via Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten PURBALINGGA.

Penutupan jalur pendakian Gunung Slamet via Pos Bambangan ditutup, hingga waktu yang belum ditentukan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga Prayitno, Rabu, 25 Oktober 2023.

BACA JUGA:Belum 50 Persen Unit/Satker di PurbalinggaBentuk UPZ

"Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Slamet penutupan jalur pendakian dilaksanakan sampai batas waktu yang belum ditentukan," katanya kepada Radarmas.

Dia menambahkan, sebelumnya berdasar surat Kepala KPH Banyumas Timur, jalur pendakian Gunung Slamet ditutup sementara. Hal itu, dilakukan antisipasi terjadinya kebakaran lahan hutan, akibat musim kemarau.

BACA JUGA:Pengimbasan Praktik Baik Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK Dilaksanakan di Kabupaten Cilacap

"Rencananya  dibuka kembali setelah mulai musim hujan. Namun, karena adanya peningkatan aktivitas Gunung Slamet, penutupan jalur pendakian ditutup hingga waktu yang belum ditentukan," tambahnya.

Dia mengungkapkan, aktivitas di bangunan pondok pemuda yang digunakan untuk menampung atau transit bagi  para pendaki juga sudah ditutup.

"Termasuk  basecamp-basecamp lainnya yang ada di sekitar jalur pendakian Gunung Slamet," lanjutnya.

BACA JUGA:Dulu Alami Krisis Air Bersih, Kini Desa Lebeng jadi Sumber Air

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga Priyo Satmoko menjelaskan,  aktivitas Gunung Slamet menunjukkan peningkatan secara terus menerus tanpa adanya jeda turun. 

Hal itu berdasarkan dari hasil visual peralatan seismograf yang ada di pusat pemantauan, sejak tanggal 13 Oktober 2023.

Dia menambahkan, merujuk hal tersebut pihaknya meminta jalur evakuasi di wilayah kecamatan terdekat dengan bencana agar diinventarisir. Selanjutnya, jalur evakuasi tersebut disosialisasikan kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: