Tahu Kupat Mbah Djawi Kuliner Legendaris Banyumas Sejak 1948

Tahu Kupat Mbah Djawi Kuliner Legendaris Banyumas Sejak 1948

Tahu Kupat Mbah Djawi Kuliner Banyumas-@Katadata-

RADARBANYUMASDISWAY.ID-Tahu Kupat Mbah Djawi asli banyumas terkenal dengan nama tahu gecot atau tahu gejrot berdiri sejak tahun 1948.

Tahu Kupat Mbah Djawi Rasa yang enak, Apalagi dengan harga yang terjangkau menjadikan tahu kupat legendaris khas banyumas yang satu ini menjadi buruan para food vloger pecinta kuliner di banyumas dan sekitarnya.

Biasanya dalam satu hari Warung Tahu Kupat Mbah Djawi ini hanya menyediakan sekitar 100 porsi saja padahal seperti yang diketahui tidak hanya masyarakat sekitar saja yang membelinya, namun banyak pula wisatawan dari daerah lain.

Tahu Kupat Mbah Djawi mempunyai dua tempat jualan yang yaitu Tahu Kupat Mbah Djawi 1 dan Tahu Kupat Mbah Djawi 2.

BACA JUGA:Gulai Melung Bu Hadi, Kuliner Legendaris Purbalingga!

Tahu Kupat Mbah Djawi 1 beralamat di Jl. Kulon No.695, Mruyung, Sudagaran, Kec. Banyumas, Kabupaten Banyumas, satu kompleks dengan bakmi goreng. 

Sedangkan Tahu Kupat Mbah Djawi 2 sebenarnya tak jauh dari warung pertama yaitu beralamat di Jl. Pegadaian Banyumas Sebelah Utara Klenteng Banyumas, Banyumas, Sudagaran, Kec. Banyumas Kab. Banyumas.

Atau dari Warung Pertama yaitu sekitar 350 meter saja ke arah utara. Lokasi persisnya adalah di sebelah utara persis dengan Kelenteng Banyumas dan sebelah barat Pasar Banyumas.

Kedua warung ini sama-sama masih satu keluarga dan pendiri aslinya adalah Mbah Salam Djawikarta atau yang disebut Mbah Djawi.

BACA JUGA:BRI Optimis Net Zero Emission Indonesia 2060 Tercapai dengan Kolaborasi

Pada awalnya Mbah Djawi keliling berjualan tahu kupat menggunakan pikulan, Namun karena semakin ramai konsumen yang suka dengan makanan ini beliau memutuskan untuk membuka warung yaitu Warung Mbah Djawi 1.

Kemudian Bu Karti yaitu anak pertama dari mbah Djawi  berinisiatif mendirikan Warung Mbah Djawi 2. 

Karena Bu karti pada tahun 1994 menyerahkan warung yang pertama kepada adiknya yaitu Bu Surati. Sampai sekarang ini warung pertama masih diolah oleh Bu Surati.

Kedua warung ini sama ramainya, karena tentu menggunakan resep yang sama dan pemasakannya masih menggunakan cara manual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: